Minggu, 12 September 2010

Prospek Budidaya Belut

Pada awalnya, belut sawah dikenal sebagai hama pada tanaman padi di sawah. Sedangkan belut tambak, dikenal pula sebagai hama pada lahan tambak karena memakan udang atau bibit - bibit ikan yang dikembangbiakan di tambak.


Namun seiring berjalannya waktu, hingga saat ini belut telah menjadi primadona / andalan ekspor yang tak kalah unggul dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Mengapa demikian ? , disamping rasanya yang lezat ternyata belut banyak mengandung protein dan bahkan di negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan, dimana belut diyakini sebagai sumber makanan berprotein tinggi yang dapat membangkitkan stamina tubuh.

Disamping negara-negara tersebut, ternyata sekarang permintaan belut dari Indonesia juga mulai diminati di negara Amerika serikat, Australia dan Singapura, Selandia baru, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Inggris, Denmark , dimana belut di konsumsi sebagai menu tambahan dalam setiap hidangan.

Bagi masyarakat yang ada di negara-negara tersebut , belut merupakan masakan papan atas yang hanya bisa dijumpai di restoran mewah dan hotel berbintang. Jadi disini sudah jelas pangsa pasar kosumen belut yang masih terbuka sangat luas , kemungkinan juga akan semakin meningkat jumlah negara yang ingin mengimpor belut dari Indonesia.

Biasanya, bisnis belut yang dipesan oleh negara-negara tersebut adalah belut segar (fresh eels), belut beku (frozen eels) dan belut asap (smoked eels). Permintaan belut segar dan hidup pada tahun ini di sejunlah negara-negara Asia sebanyak 60 ton per hari, akan tetapi pada saat ini hanya dapat terpenuhi sebanyak 5 ton saja per harinya dari 3 eksportir belut yang ada di Indonesia.

Sedangkan untuk negara-negara di kawasan benua Eropa, permintaan belut asap (smoked eels) sebanyak 2 - 4 ton per hari. Ini semua belum termasuk permintaan belut untuk konsumen lokal yang ada di kota besar seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Malang.
◄ Newer Post Older Post ►