Kamis, 16 September 2010

Sarang Burung Walet Rumahan Mahal?




Sarang walet dibuat dengan menggunakan air liur yang diproduksi oleh kelenjar saliva. Sepasang kelenjar ludah (glandula salivales) ditemukan di bagian kerongkongan. Kelenjar ludah burung walet dewasa dalam keadaan aktif bisa mencapai lebar 3-4 mm dan panjang kurang lebih 5-6 mm. Dahulu sarang walet dianggap semacam jamur atau sarang yang terbuat dari rumput laut yang diproduksi oleh semacam burung laut.

Sarang walet pada dasarnya berwarna putih dan bersifat kenyal (tergantung kandungan air), berbau khas sepeti telur dengan bentuk menyerupai sampan dan terdiri dari serabut-serabut memanjang. Ujung-ujung sarang dan bagian sarang yang menempel pada dinding lebih keras, kurang kenyal dan berbentuk lembaran-lembaran. Di dalam sarang terdapat anyaman seperti jala yang berfungsi sebagai peletakan telur agar aman dan tidak mudah pecah yang biasa disebut kasuran. Proses pembuatan sarang dilakukan secara bergantian oleh burung jantan dan betina sebelum melakukan aktifitas kawin. Air liur dihasilkan dari kelenjar air liur (grandula saliva) yang membesar pada saat musim kawin.

Kualitas sarang walet gua berbeda dengan sarang walet rumah meskipun dihasilkan dari spesies yang sama Warna sarang gua berwarna putih keruh keabu-abuan sedangkan warna sarang walet rumah putih keperakan. Sifat dinding gua dimana sarang menempel memungkinkan terjadinya reaksi warna terhadap sarang walet yang menempel tersebut. Sarang yang menempel pada dinding gua berwarna lebih gelap warnanya dibandingkan dengan bibir sarang. Warna juga dapat disebabkan oleh perilaku bersarang burung walet, hal ini berhubungan dengan jumlah telur, waktu yang dibutuhkan dalam pengeraman dan pengasuhan anak.

Bentuk yang tidak teratur pada sarang gua, lebih banyak disebabkan karena tekstur dinding gua yang tidak rata dan mencari tempat yang paling sulit dijangkau, sehingga berbentuk tidak teratur karena berada di celah-celah langit-langit gua. Berbeda dengan sarang rumah yang berbentuk seragam, karena tempat yang dipakai untuk membangun sarang bersifat datar dan halus, meskipun ada yang berbentuk sudut (Kuntjoro, 2002)

Pada sarang gua kadar air dan kelembaban lebih tinggi dari pada sarang rumah. Bahkan ada gua yang di bagian bawahnya berupa laut atau sungai yang mengalir, sehingga kelembaban dapat mencapai 97%. Sifat dari sarang walet adalah higroskopis, mudah menyerap udara lembab. Kaki sarang adalah ujung-ujung sarang yang menempel pada dinding gua, yang berukuran lebih panjang dari sarang rumah. Hal ini disebabkan karena kondisi gua yang mempunyai kelembaban sangat tinggi sehingga sarang mudah lepas dari dinding gua, oleh sebab itu dibutuhkan tempat menggantung yang kokoh untuk menahan sarang walet.

Kelembaban yang sangat tinggi bisa menyebabkan sarang walet gua lebih mudah ditekuk dan digulung karena sarang lebih banyak mengandung air (± 50%-60% kadungan air dalam sarang). Selain itu tekstur serat sarang gua lebih besar/kasar dibandingkan dengan sarang rumah. Dalam keadaan kelembaban yang sangat tinggi dan suhu yang rendah, air liur walet tidak cepat mengering, sehingga serat lebih besar dan kasar. Sarang walet gua umumnya kotor oleh feses anakan atau karena faktor lain. Feses ini muncul akibat adanya butir-butir pasir, dinding gua serta tanah yang berasal dari tempat menempelnya sarang. Perbedaan sarang lebih banyak disebabkan karena habitat mikro yang berbeda. Meskipun kandungan mineral (kalsium, fosphor, besi, potasium dan sulfur) yang terdapat pada sarang gua lebih tinggi dibandingkan dengan sarang rumah, harga jual sarang gua lebih rendah karena konsumen lebih menyukai sarang yang kelihatan bersih dan seragam

Nah sekarang mana yang lebih menguntungkan, sarang burung walet gua atau rumahan??
◄ Newer Post Older Post ►