Kamis, 16 September 2010

Bagaimana terbentuk sarang walet




Dua tahun lalu harga sekilo mencapai Rp16-juta; kini Rp12-juta/kg. Bobot sarang ditambah dengan memakai formalin. Agar sarang lebih putih diberi H202. bahan-bahan kimia berbahaya yang justru akan semakin memperkuat pendapat sarang walet sudah tidak berkhasiat lagi. diperdalam sehingga kualitas sarang lebih bagus. Misalnya bentuk utuh menyerupai mangkuk, warna sarang cerah, dan bersih dari kotoran binatang seperti kepinding. asar sarang sebagai bahan baku kosmetik dan kesehatan sudah dilirik. Beberapa pabrik kini memanfaatkan material sarang sebagai dasar produk kecantikan. Ia dipakai sebagai krim kulit, dibuat kapsul untuk penyegar badan hingga kapsul awet muda. Beberapa penelitian menyebutkan mengkonsumsi sarang walet meningkatkan daya tahan tubuh.

Sarang merah buatan dari Karawang itu memang sudah melanglang sampai ke Cina, Taiwan, Hongkong, dan Kanada. Mayoritas penyantapnya tetap warga Tionghoa setempat yang percaya khasiat sarang merah sebagai obat. 'Tak kurang dari 2 kuintal per bulan ekspor dari Karawang,' kata Ade Yamani, konsultan pembuat sarang merah.

Sejatinya produksi sarang merah alami sangat sedikit. Hingga kini belum diketahui penyebab terbentuknya sarang merah asli. 'Kemungkinan walet memakan serangga tertentu,' ujar Ubaidillah Thohir, praktikus di Sedayu, Gresik, Jawa Timur. Karena produksi terbatas, harga sarang merah mencapai Rp20-juta/kg, sementara sarang putih Rp13-juta-Rp15-juta/kg. Sebab itu, banyak yang mencoba sarang merah buatan.

Kotoran
Menurut Abeng-sapaan akrab Ade-memerahkan sarang walet tidak sulit. 'Tidak perlu memakai bahan kimia,' katanya. Dalam waktu 1-7 hari, sarang putih dapat disulap menjadi sarang merah. Yang pertama kali disiapkan adalah bak semen untuk memendam sarang. Bak berukuran minimal 1 m x 3 m x 1 m. Sebidang ruang kosong dengan tinggi 20 cm dibuat di dasar bak itu. Tujuannya untuk tempat menampung air bekas merendam kotoran.
Di bagian luar ruangan kosong, dipasang kran pembuangan air. Di atas ruangan kosong, diletakkan besi behel yang ditutupi kawat kassa. Setelah siap, bak dapat diisi kotoran walet setinggi 50-60 cm. Bagian atas bak ditutup plat besi dengan ketebalan 0,2 mm. Tujuannya agar panas dalam bak tidak mengalir ke luar sehingga kelembapannya terjaga.
Feses Collocalia fuciphaga yang digunakan matang dan bersih dari kotoran daun kering, ranting, plastik, atau sampah lainnya. Taburkan kotoran walet setinggi kurang lebih 5-10 cm dari dasar behel. Sebagai gambaran bak berukuran 1 m x 3 m x 1 m bisa diisi 5 kuintal. Agar kotoran tercampur homogen, rendam dalam air. Setelah itu tambahkan soda. 'Untuk mempercepat pematangan kotoran,' kata Abeng. Untuk 5 kuintal kotoran butuh 50 g soda yang dilarutkan dalam 10 l air itu.
Larutan didiamkan semalam. Air rendaman lantas dikeluarkan melalui kran. Kotoran lalu diangkat dan dijemur. Penjemuran merupakan tahap penting karena memakan waktu lama, hingga kotoran berkadar air 5-10%. Kotoran yang kering tampak kemerahan dan berbau seperti tepung. Saat musim kemarau, penjemuran dapat berlangsung sebulan; musim penghujan mencapai 3-4 bulan. Selama penjemuran kotoran perlu dibolak-balik agar semua bagian merata keringnya. Selanjutnya kotoran matang itu dapat dimasukkan ke dalam bak

Dipendam
Sarang putih yang akan dimerahkan ditaruh dalam wadah plastik berukuran 40 cm x 60 cm. Wadah dilapisi kain kassa agar kotoran tidak masuk. Satu wadah plastik berisi 40-50 yen ou-sebutan sarang walet di Cina. Setelah wadah disusun rapi di atas kotoran, bak ditutup rapat. Biarkan selama 1 malam, sarang putih akan jadi jingga atau kemerahan. Jika ingin lebih merah pemendaman dapat dilanjutkan.
Menurut Abeng ada 3 warna sarang walet merah yang dihasilkan: merah sunkis alias golden nest, merah cerah, dan merah solid. Untuk memperoleh golden nest sarang cukup dipendam selama 1-2 hari dalam kotoran. 'Warna ini sangat diminati di Makau,' tambah penyedia sarana budidaya walet itu. Harga sarang walet sunkis mencapai Rp20-juta/kg. Sarang merah cerah perlu 3-5 hari pemendaman. Harga sarang ini Rp17-juta-Rp18-juta/kg. Sementara sarang merah solid butuh waktu paling lama, sekitar 7 hari. 'Kanada paling banyak minta warna merah solid,' kata pria kelahiran 36 tahun silam itu. Harga sarang merah solid sekitar Rp15-juta-Rp17-juta/kg saat ini.

merah alami
Meskipun sarang merah buatan berharga tinggi, tapi tidak semua praktikus walet setuju dengan cara itu. 'Yang dicari sebetulnya sarang walet merah alami, bukan buatan,' kata Harry K Nugroho, praktikus di Kelapagading, Jakarta Utara. Menurut Harry, memendam sarang putih dalam kotoran walet memang dapat menyebabkan sarang berubah warna: merah. 'Itu karena kerja amonia,' ujar pemilik Eka Walet Center itu.
Lagi katanya perubahan warna dari putih menjadi merah belum tentu menambah khasiat. 'Apalagi bird nest itu akan dikonsumsi manusia, jadi rasanya tidak etis jika membuatnya memakai kotoran,' katanya. Makanya meski sarang merah bisa dibuat dengan jalan pintas, sebaiknya dicari yang alami. (Lani Marliani)
◄ Newer Post Older Post ►