Minggu, 05 September 2010

CARA Beternak Sapi Tanpa Rumput





Memadukan antara tanaman dan ternak menjadi model pertanian. Konsep terpadu
(integrated system) tadi banyak menggunakan jenis komoditinya, tapi yang cukup populer
belakangan adalah perpaduan kebun kelapa sawit dengan peternakan. Pada era ini ternak
sapi tanpa rumput.
Sebenarnya system beternak demikian bukan tidak menggunakan hijauan rumput, tapi
dalam jumlah minimal, rumput bukan lagi merupakan pakan utama. Mengapa begitu?
Umumnya kebunan sawit ketersediaan hijauan ini tidak begitu banyak alat transportasi .
Limbah-limbah perkebunan dan pengolahan sawit dan temyata, dari hasil pangalaman
yang dikembangkan oIeh DR. Ir. I. Wayan Mathius, M.Si, APU, Peneliti di Balai Peneliti
Ternak Bogor pakan limbah kelapa sawit ini cukup bagus menunjang peningkatan berat
badan sapi.
Wayan bahkan menyebut dengan menggunakan cara ini, "Ketergantungan terhadap
hijauan dapat diatasi, kita malahan dapat beternak sapi tanpa rumput. Bahan-bahan yang
dapat digunakan, katanya mulai dari pelepah kelapa sawit sebagai salah satu bahan pakan
hijauan altematif (sumber serat), hasil ikutan pengolahan buh sawit, seperti lumpur sawit,
serat perasan, buah inti dan tandan kosong. Sebagai limbah industri kelapa sawit, kualitas
nutrien bahan tersebut cukup rendah, dan oleh karena itu dalam pemanfaatannya perlu
mendapat perhatian khusus, Untuk dapat dimanfaatkan secara optimal dibutuhkan
sentuhan teknologi atau diolah sebelum dapat digunakan sebagai bahan pakan.
Perpaduan ternak sawit yang paling berhasil ini dapat dilihat di Agricinal di Bengkulu
untuk setiap pohon dapat menghasilkan 22 pelepah pertahun dengan rataan bobot pelepah
perbatang mencapai 7 kg. Jumlah ini setara dengan 20.000 kg (22 pelepah x 130 pohon x
7 kg) pelepah segar yang dihasilkan untuk setiap Ha dalam setahun. Jumlah ini diperoleh
dengan asumsi bahwa semua bagian pelepah dapat dimanfaatkan. Dengan perhitungan itu,
bisa dibayangkan, jika diasumsikan bahwa luasan perkebunan kelapa sawit yang telah
berproduksi dan terdapat di Indonesia adalah 2.014.000 ha (tahun 2000), maka jumlh
bahan kering pelepah yang tersedia untuk dimanfaatkan adalah sejumlah 10.500.996 ton (22 pelepah x 130 pohon x 7 kg) pelepah segar yang dihasilkan untuk setiap ha dalam
setahun. Jumlah ini diperoleh dengan asumsi bahwa semua bagian pelepah dapat
dimanfaatkan
◄ Newer Post Older Post ►