Rabu, 15 September 2010

SELEKSI DAN REPRODUKSI BABI

Seleksi
Seleksi ialah: memili hewan-hewan ternak yang bernilai tinggi, oleh karena itu untuk mengadakan seleksi, haruslah memilih babi-babi yang menguntungkan. Dengan seleksi bisa diharapkan ada perbaikan karakter ekonomi tertentu, misalnya pertumbuhan, daya tahan, produksi.
Pelaksanaan seleksi, memilih babi-babi dewasa yang hendak dipakai sebagai bibit dapat dilakukan cara:
1. Pemilihan individu (induk dan pejantang yang bagus)
2. Pemilihan menurut hasil produksi keturunan
3. Pemilihan menurut silsilah

Reproduksi Babi
Yang dimaksud dengan perkembang biakan ialah mengusahakan hewan ternak, agar bisa memperoleh keturunan. Dengan demikian mengembang biakan babi pun mengusahakan agar babi-babi yang dipiara, bisa memperoleh keturunan pula. Seorang peternak yang terampil harus memperhatikan pemilihan bibit yang memenuhi persyaratan dalam penyeleksian dan perkawinan.
Babi termasuk hewan yang subur untuk dipelihara kemudian dijual, karena jumlah perkelahiran (litter size) lebih dari satu (polytocous) dan jarak perkelahiran pendek. Seekor induk dalam satu tahun dapat menghasilkan dua kali melahirkan dan 20 ekor anak sama dengan 1800 kg daging sapi setahun.
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan dan menguntungkan maka seorang peternak yang ingi maju perlu mengetahui hal-hal yang menyangkut tentang perkembang biakan ternak (babi), berikut ini kita akan pelajari tentang:

a) Organ reproduksi jantan
 Organ Reproduksi Jantan fungsi umumnya adalah :
 Memproduksi sel jantan, disebut spermatozoa (sperma)
 Memasukkan sperma pada alat reproduksi betina pada saat bertepatan.
Nama Letak/bentuk Fungsi
Testis 2 buah Berada diluar tubuh dan dibungkus scrotum  memproduksi sperma,
 menghasilkan hormon testoteron (memelihara kedewasaan, memelihara organ reproduksi, menumbuhkan nafsu sexual sehingga menimbulkan keinginan untuk kawin.
Seminiferous tubules Terdapat dalam testes bebentuk tabung yang bergulung-gulung  sperma dihasilkan dalam tabung ini, terus menerus semenjak akil balik.
Saluran efferen Terletak antara testes dan epididymus Saluran yang membawa sperma dari rate testes menuju epididymis
Epididymis Tabung besar yang berkelok-kelok Sebagai jalan keluarnya sperma, menyimpan sperma, keluarnya cairan yang memberi makan sperma, tempat dimana sperma menjadi masak.
Vas deferens Saluran yang bulat Membawa sperma kedalam urethra pada saat ejakulasi (penyemprotan)
Kelenjar prostat Terletak dileher kandung air kencing (bladder). Membersikan urethra selama ejakulasi dan melebarkan sehingga sperma bisa keluar dengan lancar.
Kelenjar Cowper’s Terletak diatas urethra, di daerah pervis Menghasilkan alkalin yang dapat membersihkan urethra pada saat semen terlepas.
Urethra Suatu tabung panjang yang menghubungkan kandungan air kencing dengan glan penis Jalan sperma dan air kencing
Penis Adalah alat kopulasi Untuk memasukkan seperma pada saat perkawinan.
Sperma Sperma disebut juga semen, yang berarti benih (bahasa Yunani) diproduksi dalam testis oleh cellular dalam bentuk yang kental seperti agar-agar

b) Organ reproduksi betina
Nama Letak/bentuk Fungsi
Ovarium Babi mempunyai 2 ovarim yang berbentuk bulat kecil Menghasilkan ovum (telur) dan berbagai hormon yg membantu dalam reproduksi dan mempengaruhi pertumbuhan
Oviduct Bagian alat reproduksi yang menghubungkan ovarium dengan uterus Pada oviduc bagian atas telur dibiahi
Uterus Bagian reproduksi yang paling luas Mempersiapkan tempat bagi telur-telur yang telah dibuahi sampai berkembang menjadi janin (anak babi) + 114 hari
Cervix Merupakan bulatan yang kuat, yang menghubungkan vagina dan uterus Pada saat perkawinan terjadi, cervix ini mengunci ujung penis dengan lipatan urat itu sehingga mendorong pejantan berejakulatie
Vagina Saluran yang cukup lebar yang menghubungkan uterus dengan vulva. Pada saat perkawinan penis masuk vagina supaya bisa mengendapkan semen ke dalam uterus.
Vulva Alat kelamin vagian luar yang terbuka, dan pada bagian bawah terdapat clitoris. Bila babi birahi, alat ini nampak merah.

c) Masa birahi (head period)
Peristiwa Interval Rata-rata
Umur saat pubertas (bln) 4-7 (bln) 6 (bln)
Lama birahi (hari) 1-5 (hari) 2-3 (hari)
Panjang siklus birahi 18-24 (hari) 21 (hari)
Waktu ovulasi (jam setelah birahi) 12-48 (jam) 24-36 (jam)
Saat yang baik untuk kawin Estrus hari kedua
Lama kebuntingan (hari) 111-115 114 (hari)
3 bln, 3 mg, 3 hari

Hanya pada saat-saat birahi saja, babi mau menerima pejantan atau dapat dikawinkan. Tanpa timbul birahi, babi tidak dapat dipaksakan kawin. Oleh karena itu peternak secara cepat mengetahui masa birahinya.

Tanda-tanda birahi :
 Babi nampak gelisah dan berteriak-teriak
 Kemaluan bengkak, pada vulva nampak merah, bagi babi induk yang sudah sering beranak biasanya tak begitu nampak merah
 Selalu mencoba menaiki temannya, atau ingin keluar dari kandang
 Bila punggung diberi beban atau diduduki diam saja.
 Dari kemaluan sering keluar lendir.

Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya birahi pertama:
 Faktor bibit
 Faktor lingkungan, seperti iklim, makan, stress akibat sakit
 Karena terganggu gemuk bisa terlambat
d) Mengawinkan babi
Menurut penelitian, ovulasi : terlepasnya sel telur dari indung telur 30-35 jam atau hari kedua setelah gejalah birahi terlihat. Sedang sel jantan (sperma) yang ada didalam vagina cervix akan saling bertemu pada saluran telur (oviduc) bagian atas dekat ovarium.
Didalam alat reproduksi betina, sperma dapat hidup 24-48 jam. Dan untuk mencapai oviduc memerlukan waktu 4-6 jam. Akan tetapi perlu diketahui bahwa ada sperma yang hidupnya lebih pendek, kurang dari 24 jam setelah terjadi ovulasi dan tidak semua sel telur bisa dibuahi. Jumlah sel telur bisa 12-16, yang masak bersama-sama dan bisa dibuahi. Akan tetapi sering juga sampai 20 buah: sebaliknya, juga tidak jarang hanya 3 atau 4 buah.
Kita mengawinkan babi harus betul-betul tepat pada waktunya, yakni babi dikawinkan pada hari kedua setelah nampak birahi. Terkecuali babi dara (gilt) bisa dikawinkan pada hari pertama dari masa birahi. Karena birahnya babi dara lebih pendek dibanding babi-babi yang pernah beranak. Apabila babi yang sedang birahi itu tidak dikawinkan, birahi akan terulang kembali pada 18 – 24 hari, atau rata-rata 3 minggu (21 hari)

e) Mengawinkan babi dara dan induk yang telah beranak
 Mengawinkan babi dara
 Babi mulai baliq pada umur 5-6 bulan, sudah birahi tapi sebaiknya jangan dikawinkan dulu, karena kedewasaan tubuh baru tercapai pada umur 8-10 bulan dengan berat badan + 100-120 kg.
 Untuk mencapai konsepsi (pembuahan) yang tinggi hendaknya, babi itu dikawinkan 2 kali selama masa birahi
 Babi yang baru dikawinkan hendaknya ditempatkan tepisah dari babi-babi lain, selama 2 hari, diberikan makanan yang baik dan ditempatkan dilingkungan tenang.
 Mengawinkan induk yang telah beranak
 Induk yang pernah beranank yang akan dikawinkan kembali sebelumnya dilakukan penyapian terlebih dahulu.
 Induk yang habis menyapih pada umumnya akan birahi lagi 3-10 hari
 Biasanya babi yang baru menyapi akan kurus, maka sebaiknya perkawinan ditunda dulu sampai babi gemuk dan sehat kembali.



f) Sistim Perkawinan: Untuk mengawinkan babi bisa dilakukan dua sistem yakni:
1. Perkawinan Alam :
 Pada umumnya perkawinan bisa berlangsung selama 10 – 15 menit
 Babi betina yang birahi dimasukkan dalam kandang pejantan, bisa dikawinkan sampai dua kali untuk mendapatkan hasil yang optimal.
 Betina yang kecil dan jantan yang besar bisa dibantu dengan membuat kandang secara khusus
 Perbandingan jantan dan betina : jantan usia 1 tahun adalah 1jantan : 15-20 betina; umur jantan setahun keatas adalah 1 jantan : 30 betina.
2. Perkawinan buatan = Artificial Insimination (AI) = Insiminasi buatan (IB)
Perkawinan ini adalah memasukkan serma kedalam kelamin betina dengan tindakan manusia.
 Keuntungan AI atau IB antara lain:
 Manfaat seekor pejantan bisa diperbesar
 Perkawinan bisa dilakukan diantara hewan yang tempatnya berjauhan, misalnya babi Indenesia dengan Autralia atu Belanda.
 Dengan IB, tidaklah setiap peternak memelihara pejantan sendiri sehingga bisa hemat biaya.
 Pemacek yang karena sesuatu hal, misalnya pejantan terlalu besar, pincang, dst sulit dilakukan, dengan IB dapat dikerjakan.
 Kelemahan IB, antara lain:
 Tidak semua inseminator mempunyai pengalaman yang cukup, sehingga hasil kurang terjamin.
 Kemungkinan akan terbawanya bagian penyakit senantiasa ada, karena pelaksanaannya yang ceroboh.
 Menyebarkan keturunan yang jelek. Misalnya karena sperma diambil tanpa memilih pejantan yang bagus.
 Terlalu banya babi yang memiliki keturunan yang sama (inbreed)

g) Kebuntingan
Selama bunting babi tidak akan birahi. Lama bunting rata-rata 114 hari (3 bulan, 3 minggu, 3 hari), dan lama kebuntingan bisa dipengaruhi oleh :
 Faktor induk : induk muda yang pertama kali bunting, biasa waktunya lebih pendek.
 Jumlah anak: bila jumlah anak yang dikandung lebih banyak, bisa lamanya bunting lebih pendek
 Bangsa babi: akan mempengaruhi kebuntingan.
 Babi bunting harus mendapat makanan yang cukup baik, supaya badan kuat waktu melahirkan, dan bibit tumbuh sehat (akan dibahas secara khusus)

h) Kelahiran dan Keguguran
Pada sistem pemeliharaan manapun, babi-babi hendak beranak haruslah disendirikan seminggu sebelum beranak agar sang induk memperoleh ketenangan.
Sebagai persiapan :
 Kandang harus bersih dan steril (dengan Lysol kreolin)
 Lantai ditaburi sekam atau jerami
 Kandang harus kering
Sebelum melakukan persiapan , terlebih dahulu harus melakukan suatu persiapan dan harus mengetahui tanda-tanda babi yang hendak beranak, proses kelahiran serta kesukaran-kesukaran yang dialami.
 Tanda-tanda babi yang akan melahirkan:
 Perut sangat turun kebawah
 Vulva kelihatan merah dan membesar (36 jam sebelum melahirkan)
 Putting keras berwana kebiru-biruan, karena berisi air susu apabila dipijat keluar susu.
 Nafsu makan berkurang, dan nampak sangat gelisah
 Sering mengumpulkan sarang
 Biasanya mengentak-entakkan kaki dan sebentar-bentar kencing.

 Proses kelahiran biasanya berlangsung 1 – 12 jam, akan tetapi perlu diketahui bahwa kelahiran normal terdiri dari 3 tingkat (stadium):
1. Stadium persiapan :
 Ikatan rahim menjadi kendor dan turun letaknya
 Sisi badan menjadi cekung dan pinggangnya menjadi turun kebawah, karena jaringan pengikat menjadi elastis.
 Bibir kemaluan merah, membesar
 Ambing menjadi tegang, berisi air susu, dan putting menunjukkan warna kebiruan pertanda anak akan segera lahir.
 Induk siap-siap mengumpulkan sarang
2. Stadium pembukaan:
 Pada saat ini rahim mulai berkontraksi (mengkerut), hal ini tak nampak dari luar, yang bisa diperhatikan adalah tingkahlakunya saja, dimana babi nampak gelisah, tidur berdiri berulang kali, memukul-mukul ekornya, mengentak-entak kaki sering kencing.
 Akibat kontraksi rahim, janin mencapai letak yang tepat yakni perut turun kebawah dan tubuh nampak memanjang.
 Pada saat ini cervix terbuka lebar, karena daging mulai mengendor. Cervix yang tak dapat terbuka menyulitkan kelahiran dan berbahaya.

3. Stadium Pelepasan:
Setelah melewati stadium pembukaan karena bantuan dari kontraksi rahim beserta kejang daging perut, maka janin mulai keluar.
 Keguguran, hal ini terjadi karena berbagai sebab.
 Karena temperatur tubuh terlalu tinggi
 Ransum kekurangan zat-zat tertentu (mineral, protein, vitamin-vitamin)
 Akibat keracunan
 Induk menderita anemia
 Infeksi uterus yang mengakibatkan makanan untuk janin terputus
 Induk menderita Brucellosis (keguguran menular)
 Kesukaran dan keterlambatan pada waktu melahirkan :
 Cervix terlalu sempit, tak dapat terbuka secara wajar
 Kontraksi rahim lemah, akibat infeksi
 Anak yang keluar melintang
 Adanya dua ekor anak yang keluar bersama-sama
 Karena anak yang lahir kepala atau pantatnya terlampau besar.
◄ Newer Post Older Post ►