Rabu, 15 September 2010

PENYAKIT MMA (MASTITIS, METRITIS, AGALACTIA) PADA BABI

1. Latar Belakang

Bagi sebagian masyarakat Indonesia ternak babi sangat penting artinya dalam keterkaitan-nya dengan adat istiadat atau dapat dikatakan bahwa ternak babi sudah dipelihara sejak turun temurun seperti yang dilakukan di Irian Jaya. Cuma pemeliharaan ternak masih secara sederhana atau tradisional, contohnya seperti makanannya masih tergantung pada sisa-sisa dari dapur dan ubi-ubian, dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan tradisional, sistem pemeliharaannya hanya semata-mata ditujukan kepada kepentingan adat-istiadat dan kurang memperhatikan aspek ekonomisnya sehingga kurang memperhatikan faktor faktor produksi dalam usaha peternakan babi. Untuk meningkatkan produksi dan mutu ternak babi maka perlu usaha perbaikan melalui makanan, tatalaksana dan bibit yang dikelola.

Seringkali babi-babi tersebut terinfeksi oleh penyakit MMA (Mastritis, metritis dan agalactia). Di Indonesia, kasus mastritis, metritis dan agalactia masih banyak terjadi, terutama pada peternakan kecil yang kurang memperhatikan kondisi kandang maupun tingkat kebersihannya. Untuk itu peternak harus mengerti apa tanda, pencegahan dan pengobatan pada babi yang terinfeksi oleh mastritis, metritis dan agalactia.

1. 2. Pengertian

Mastritis, metritis dan agalactia (MAA) adalah Sindrom yang kompleks dari etiologi yang terjadi pada 1-3 hari setelah Induk babi melahirkan. Induk babi dipengaruhi oleh faktor predisposisi, yaitu kebersihan yang buruk saat melahirkan, kelebihan berat badan dan pemberian pakan sesaat sebelum melahirkan. Perawatan untuk Induk babi yang terinfeksi adalah dengan oxytocin, non-steroidal, anti-inflammatories dan berbagai antibiotik yang biasanya digunakan untuk pengobatan ini.

1. a. Mastitis

Mastitis adalah penyakit radang ambing yang merupakan radang infeksi. Biasanya penyakit ini berlangsung secara akut, sub akut maupun kronis. Di Indonesia, kasus mastitis masih banyak terjadi, terutama pada peternakan kecil yang kurang memperhatikan kondisi kandang maupun tingkat kebersihannya..

1. b. Metritis

Metritis adalah Radang kelenjar susu yang disebabkan oleh infeksi bakteri klebsiella, streptococci, staphylococci dan e. coli.



1. c. Agalactia

Agalactia adalah kesalahan sekresi ASI pada kelahirkan berikutnya.



1. 3. Tanda-tanda Terinfeksi Penyakit MMA (Mastitis, Metritis, Agalactia)

Mastitis ditandai dengan peningkatan jumlah sel di dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri. Menurut faktor penyebabnya, mastitis dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus agalactiae, Str. dysgalactiae, Str. uberis, Str. zooepidemicus, dan Staphylococcus aureus, serta berbagai spesies lain yang juga bisa menyebabkan terjadinya mastitis walaupun dalam persentase kecil.

Sindrom biasanya terjadi dalam waktu 12 jam setelah kelahiran. Biasanya tanda pertama diikuti oleh depresi, gelisah ketika sedang menyusui dan melemahnya kondisi anak babi. Terjadi demam pada induk babi 39,5-41 ° C jika mastitis hadir. Dalam banyak kasus, hanya satu kelenjar mastitic. Penyakit ini berlangsung selama minimal 3 hari dan kemudian sembuh secara spontan. Kondisi dapat didahului oleh penundaan dalam proses kelahiran (> 5 jam) dan dapat bervariasi dalam intensitasnya. Dalam kasus susu tanpa disertai hypogalactia mastitis atau unsur-unsur lain yang kompleks, akan berkurang berat badan pada anak-anak babi (<105 g / hari, normal 125g/day) mungkin satu-satunya indikasi dari masalah. 1. 4. PencegahanPencegahan penyakit MMA (Mastitis, Metritis, Agalactia) adalah dengan: 1. Perawatan yang baik saat babi bunting. 2. Menjaga kebersihan kandang babi. 3. Mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi tinja terhadap tanah. 4. Pemberian vaksin yang lengkap pada saat babi bunting. 5. Pemberian ransum pakan yang tidak berlebihan agar bobot babi tidak overweight. 6. Sanitasi yang baik disekitar kandang babi. 1. 5. PengobatanDilihat dari faktor penyebabnya yaitu bakteri, memang penggunaan antibiotik sangatlah tepat untuk pengobatan penyakit ini, terutama penicillin (Benzyl penicillin G, procain penicillin-G, ampicilin), cephalosporin, erythromycin, neomycin, novobiosin, oksitetrasiklin, dan streptomycin.Dewasa ini, seiring dengan banyaknya penelitian-penelitian yang telah dilakukan beberapa sejawat dokter hewan maupun mahasiswa di kalangan medis veteriner, semakin banyak pula penemuan-penemuan baru yang menarik untuk dicoba dan dibuktikan kebenarannya. Penemuan terbaru yang dilakukan beberapa mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, menyebutkan bahwa penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) dapat menghambat pertumbuhan bakteri. VCO ini, yang diujikan pada mencit, terbukti dapat menghasilkan pembentukan asam laurat yang tinggi dalam tubuh yang dapat membunuh bakteri. Dalam pengujiannya, penggunaan VCO ini bisa mematikan bakteri patogen dalam mencit dalam waktu satu hari, sedangkan pada pemberian antibiotik, bakteri mati dalam 4 hari. Mengenai biaya yang dipakai, penggunaan VCO ini dikabarkan tidak memakan biaya yang begitu besar. Dengan Rp. 15.000,- bisa didapatkan VCO sebanyak 1,5 liter. 1. 6. Daftar PustakaSihombing, DTH. 1997. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Taylor, Robert E. 2004. Scientic Farm Animal Production. New Jersey: Pearson Prentice Hall.Wiliamson, G. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.http://www.vet-indo.com/Kasus-Medis/Bagaimana-Pengobatan-Mastitis-yang-Efektif.html (Tanggal Unduh 4 maret 2010)http://en.wikipedia.org/wiki/Cefquinome (Tanggal Unduh 4 maret 2010)http://www.pigprogress.net/health-diseases/m/mma-mastitis-metritis-agalactia-55.html (Tanggal Unduh 4 maret 2010)KLIK LINK DIBAWAH UNTUK MENDUKUNG AGAR BLOG INI TETAP ADA: TRIMS!

◄ Newer Post Older Post ►