Rabu, 15 September 2010

Babi Bali dan Nias

Babi Bali

Babi di Bali terdapat dua tipe yaitu tipe pertama terdapat di bagian timur pulau Bali yang diduga berasal dari Sus vittatus setempat. Babi ini berwarna hitam dan bulunya agak kasar. Punggungya sedikit melengkung ke bawah namun tidak sampai menyentuh tanah dan cungurnya relative panjang.

Tipe yang kedua terdapat di utara, tengah, barat dan selatan pulau Bali. Babi ini punggungnya sampai melengkung ke bawah (lordosis), perutnya besar dan sering menyentuh tanah dalam keadaan bunting atau gemuk. Warnanya hitam kecuali di garis perut bagian bawah dan keempat kakinya dan kadang-kadang di dahinya berwarna putih. Kepala pendek sekitar 24-28 cm, telinga tegak dan pendek, yakni sekitar 10-11 cm. Babi inilah yang umumnya disebut babi Bali.

Tinggi pundaknya adalah sekitar 48-54 cm, panjang tubuhnya sekitar 90 cm, lingkar dada adalah sekitar 81-94 cm dan panjang ekor sekitar 20-22 cm. Puting susu induk 12-14. Rata-rata banyaknya anak adalah 12 ekor per kelahiran.

Babi Bali memiliki kelebihan bisa sepenuhnya diberikan pakan berupa limbah dapur. Sementara untuk jenis babi landrace atau saddle back perlu diberikan pakan pabrik untuk penggemukan. Babi Bali sangat baik untuk babi guling karena karakteristik babi Bali yang banyak berlemak sangat cocok untuk dijadikan babi guling.

Ciri-ciri babi Bali meliputi warna kulit mayoritas hitam, perut buncit, postur tubuh pendek dan kecil. Produksi daging (karkas) relatif kecil dibandingkan dengan babi jenis landrace atau saddle back.

Induk babi Bali mampu menghasilkan anak sebanyak 8-10 ekor (dalam satu kali melahirkan). Sementara jenis induk landrace atau saddle back mampu menghasilkan 10-12 ekor dalam satu kali kelahiran.

Babi Bali yang berumur 1 bulan untuk kebutuhan upacara bisa dihargai Rp 400.000 per ekor. Babi butuan (sebutan untuk babi Bali berumur satu bulan) banyak digunakan upacara mecaru termasuk jenis upacara lainnya. Babi Bali yang sudah menginjak usia 6 bulan sudah bisa mencapai berat 80 kg.

Babi Nias

Babi nias masih dekat hubungan dengan babi liar. Badannya sedang, ukuran kepalanya lebih pendek dari babi Sumba. Telinganya tegak,kecil, mulutnya runcing, bulunya agak tebal, terutama pada leher dan bahu sedang babi ini berwarna putih atau belang hitam.

Ada satu fenomena yang akhir-akhir ini dilakoni masyarakat di Nias Barat yaitu beternak babi di pinggir pantai, Hanya memberi makan daging kelapa sekali sehari sekedarnya saja.

Peternak babi di pantai ini memelihara ternaknya di pinggir laut dan membatasi areal ternaknya dengan membuat parit selebar 1 meter (ino’o) sehingga ternak babi mereka tidak bisa pergi jauh. Karena dalam beternak ini boleh dikatakan beternak secara massal maka areal yang dibatasi dengan ino’o bisa luas mencapai 3 km persegi dan ini dikerjakan oleh orang satu kampung dan tiap keluarga dapat memelihara babi 10 ekor atau lebih dengan membiarkan berkeliaran di areal yang sudah dibatasi sehingga di areal itu ada ratusan ekor babi dengan berbagai ukuran dan pemiliknya berbeda-beda.

Makanan babi adalah bulu gowinasi/daun ubi jalar laut yang secara otomatis tumbuh dipinggir pantai tanpa dipelihara sehingga babi tumbuh dengan sendirinya. Namun untuk kesegaran ternak babi ini sekali sehari diberikan makanan variasi berupa kelapa parut sekedarnya saja oleh pemiliknya. Cara memberikan makanan kelapa ini juga sangat unik yaitu pemilik memanggil ternaknya dan menjaga agar hanya ternaknya yang memakan kelapa yang yang diberikan, setelah habis baru pemiliknya pulang. Peternakan yang sangat menguntungkan karena biaya sangat murah dan tidak membutuhkan tenaga manusia yang banyak. Ubi jalar laut tumbuh dengan sendirinya dan sangat banyak serta cepat pertumbuhannya dan buah kelapa sangat banyak di Nias dan tidak terlalu banyak dibutuhkan.

Salah satu desa yang telah melaksanakan peternakan massal ini adalah desa Togimbögi kecamatan Sirombu sehingga orang yang membutuhkan babi selalu datang kesana karena hampir satu kampung memiliki ternak babi.



KESIMPULAN

* Babi bali terdapat dua tipe yaitu tipe pertama terdapat di bagian timur pulau Bali dan tipe kedua terdapat di utara, tengah, barat dan selatan pulau Bali.
* Babi Bali memiliki kelebihan bisa sepenuhnya diberikan pakan berupa limbah dapur, ciri-ciri babi Bali meliputi warna kulit mayoritas hitam, perut buncit, postur tubuh pendek dan kecil, induk babi Bali mampu menghasilkan anak sebanyak 8-10 ekor (dalam satu kali melahirkan).
* Babi nias masih dekat hubungan dengan babi liar.
* Ukuran Babi Nias badannya sedang, ukuran kepalanya lebih pendek dari babi Sumba, telinganya tegak,kecil, mulutnya runcing, bulunya agak tebal, terutama pada leher dan bahu sedang babi ini berwarna putih atau belang hitam.
* Fenomena yang akhir-akhir ini dilakoni masyarakat di Nias Barat yaitu beternak babi di pinggir pantai, hanya memberi makan daging kelapa sekali sehari sekedarnya saja.



DAFTAR PUSTAKA

Sihombing. 2006. Ilmu Ternak Babi. Cetakan kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

http://books.google.co.id/books diakses tanggal 9 maret 2010, 10:30 WIB

KLIK LINK DIBAWAH UNTUK MENDUKUNG AGAR BLOG INI TETAP ADA: TRIMS!



◄ Newer Post Older Post ►