Dua Kapal Ferry berbiaya Rp 29 milyar itu diharapkan mampu meningkatkan sarana transportasi danau dan sungai guna mendorong perekonomian masyarakat. Menhub Freddy Numberi dalam arahannya menegaskan agar pemerintah daerah mampu menjaga dan memelihara kedua Kapal Ferry itu karena telah menelan biaya yang cukup besar. Freddy berjanji akan menambah jumlah Kapal Ferry di kawasan Danau Toba jika kinerja aparatur pemerintah daerah mampu meningkatkan kelancaran transportasi yang akan mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. “Jika kinerjanya bagus, akan saya tambahi. Jika tidak dijaga dengan baik, dia tidak akan menghasilkan uang,” ujar Freddy seraya menambahkan agar para operator harus melayani dengan baik, termasuk masyarakat juga harus turut menjaga agar apa yang telah dibangun bisa berhasil.
Pada kesempatan itu Menhub Freddy Numbery juga menegaskan bahwa kedua Kapal Ferry tersebut merupakan hibah sementara dari Departemen Perhubungan kepada pemerintah daerah Sumatera Utara. Namun demikian pemerintah daerah jangan bersikap cengeng dan tidak bertanggungjawab, karena KMP Sumut I dan II adalah kebutuhan rakyat dan harus segera beroperasi. “Ini kita hibahkan ke daerah, ini tidak akan lama. Tidak boleh diam, kalau bertanggungjawab harus segera beroperasi. Kalau kepentingan rakyat, jangan ragu-ragu mengoperasikannya,” tegas sang menteri.
Freddy Numbery juga mengutarakan bahwa saat ini pihak Departemen Perhubungan tetap serius membangun Bandara Kuala Namu sehingga transportasi udara memadai. Namun demikian harus didukung dengan perbaikan sarana jalan guna mendukung sektor pariwisata Danau Toba, selain adanya komitmen semua pihak sehingga kehidupan masyarakat akan sejahtera. “Kalau fokus meningkatkan sektor pariwisata, harus memiliki program yang jelas dan harus serius di bidang itu. Mengembangkan kawasan harus pula terpadu dengan baik,” katanya.
Bupati Samosir Mangindar Simbolon, mewakili Gubsu dan sekaligus mewakili tujuh bupati sekawasan Danau Toba dalam sambutannya pada peluncuran (launching) KMP Sumut I dan II mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME karena keberadaan kedua Kapal Ferry itu akan bisa menggerakkan ekonomi dan mendorong industri pariwisata. Bupati Mangindar mengakui pengoperasian KMP Sumut I dan II merupakan dambaan masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Samosir yang dikelilingi Danau Toba.
“Selama ini Kabupaten Samosir bersifat isolator, dan saat ini bisa menjadi komunikator. Kiranya lalulintas perairan Danau Toba berjalan lancer sehingga perekonomian semakin meningkat ke depan,” ujar Bupati Samosir yang kembali terpilih untuk kedua kalinya seraya melaporkan kepada Menhub bahwa saat ini tujuh bupati sekawasan Danau Toba telah berjanji akan meningkatkan sektor pariwisata ke depan yang tergabung dalam perkumpulan atau forum bupati sekawasan Danau Toba dalam wadah Lake Toba Regional Management.
Sebelumnya Kadis Perhubungan Propsu Drs Narudin Dalimunthe, dalam laporan singkatnya menjelaskan bahwa pembangunan Kapal Ferry (penumpang), berdasarkan permohonan Pemkab sekawasan Danau Toba guna meningkatkan mobilisasi pengangkutan dan mendorong peningkatan perekonomian. Pelaksanaan pembangunan KMP Sumut I dimulai sejak 2007 dengan sumber dana APBN murni Rp 13,9 milyar dan KMP Sumut II dimulai sejak 2008 dengan sumber dana APBN murni sebesar Rp 15,3 milyar yang keduanya merupakan proyek multy years yang peruntukkannya kepada Kabupaten Samosir. KMP Sumut I memiliki panjang 27 meter dengan lebar 8 meter dengan tonase 206 GT, sementara KMP Sumut II memiliki panjang 27 meter dengan lebar 8 meter dan tonase 246 GT serta berkapasitas sama yakni berpenumpang 40 orang dan 6 truk campuran. Kadis Perhubungan Propsu ini kepada SIB usai menghadiri peluncuran KMP Sumut I dan II itu mengatakan bahwa sebagai putera Batak dirinya tetap berjuang untuk membangunDanau Toba menjadi daerah pariwisata yang diminati masyarakat Indonesia maupun manca negara. Ke depan Narudin Dalimunthe akan mengusulkan dua lagi Kapal Ferry.
Peresmian peluncuran KMP Sumut I dan II itu diwarnai dengan Tortor Batak Parhorasan yang bermakna membersihkan dan menyucikan kapal dan para pejabat pemerintah. Menhub Fredy Numbery juga melakukan penandatangan prasasti dan dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh Nyonya Freddy Numbery.