Tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menemukan teknologi tepat guna untuk menghitung benih ikan secara cepat dan tepat.
"Teknologi terbaru yang ditemukan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) diberi nama Fry Counter atau penghitung nener/benih ikan," kata Ayi Rakhmat SPi MSi, seorang anggota tim peneliti FPIK IPB, Senin (13/9), di Bogor. Dengan teknologi tersebut, petani ikan bisa berhemat waktu dan tenaga untuk menghitung benih ikan yang hendak dijualbelikan.
Produk Fry Counter merupakan jawaban atas masalah-masalah yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha benih ikan pada proses penanganan pascapanen di bidang perikanan. Penelitian tentang Fry Counterdilatarbelakangi oleh hasil pengamatan terhadap proses kegiatan produksi pada pembenihan ikan patin yang masih tidak efisien.
Dalam proses produksi tersebut, lanjut dia, kegiatan penghitungan benih yang biasa diperjualbelikan pada saat larva masih dilakukan secara manual. Padahal, jumlah yang dihitung mencapai puluhan sampai ratusan ribu ekor. "Proses penghitungan manual ini membutuhkan waktu lama, sehingga kurang efesien," katanya.
Dengan penghitungan manual, kata Ayi Rakhmat, petani ikan membutuhkan waktu satu sampai dua hari untuk 50 ribu ekor ikan yang dihitung dengan tenaga kerja tiga sampai empat orang dengan rata-rata kerja lima jam per hari. Angka 50 ribu ini merupakan angka terkecil yang biasa dilakukan petani.
Jika benih ikan yang dihitung mencapai ratusan ribu ekor, waktu yang dibutuhkan lebih lama dan biaya yang dikeluarkan lebih mahal lagi.