“Program dari balai besar (sungai bengawan solo) untuk Bengawan Jero ini sebagai bagian dari matriks kesepakatan antara pemkab Lamongan dengan Dirjen Sumber Daya Air pada Kementerian Pekerjaan Umum. Yakni diantaranya untuk melaksanakan pembangunan dan penyelesaian intake jero dan jaringannya, “ ujar Fadeli melalui Plt Kabag Humas dan Infokom Aris Wibawa. Menurut dia, adanya program untuk Bengawan Jero dari BBWS tersebut terungkap saat rapat lintas sektor beberapa waktu lalu di ruang kerja Bupati Lamongan. Namun proyek dengan dana sekityar Rp 31 miliar yang akan dikerjakan pada 2011 ini memerlukan waktu untuk pengerjaannya. Dikarenakan terkait pembebasan lahan untuk kebutuhan buangan galian pembuatan saluran buang baru pengalihan debit banjir dari Kali Dinoyo Baru langsung menuju laut. “Terkait penanganan banjir Bengawan Jero, Bapak Bupati memerintahkan agar ada solusi yang segera berdampak untuk pengurangan banjir tanpa menunggu proses pembebasan lahan. Karena itu tahun ini akan dilakukan sejumlah kegiatan normalisasi untuk memperlancar saluran buang air dari Bengawan Jero menuju laut, “ ungkap dia. Keprihatinan bupati tersebut, lanjut Aris, itu juga mendapat perhatian dari Pemprov Jatim. Menurut dia, Pemprov Jatim akan membantu koordinasi kegiatan antara BBWS dengan Kabupaten Gresik terkait normalisasi saluran buang Bengawan Jero tersebut. Demikian pula Pemprov mendesak BBWSBS agar segera melakukan program penanganan terhadap Bengawan Jero. Kawasan Bengawan Jero sendiri cukup luas. Yakni mencapai kurang lebih 10 ribu hektar yang berada di lima kecamatan, yaitu Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Deket dan Glagah. Kawasan ini dulunya adalah terminal air buangan debit banjir dari 16 kecamatan yang ada di sebelah barat dan selatan wilayah Bengawan Jero. Selama ini sistem pengaturan air Bengawan Jero melalui lintas wilayah Lamongan dan Gresik. Untk pintu Kuro yang langsung dibuang ke laut berada di wilayah Lamongan. Sementara untuk sistem pembuangan yang melalui pintu Wangen, Boden serta Tambakombo (semua jaringan buang menuju lautnya melewati Kabupaten Gresik) kondisi saat ini terjadi pendangkalan dan penyempitan. Karena itu diperlukan koordinasi dengan lintas wilayah untuk menuntaskan banjir Bengawan Jero. Mulai dari BBWS, Lamongan sendiri dan Gresik.
Senin, 20 September 2010
Fadeli Siapkan Program Untuk Bengawan jero
“Program dari balai besar (sungai bengawan solo) untuk Bengawan Jero ini sebagai bagian dari matriks kesepakatan antara pemkab Lamongan dengan Dirjen Sumber Daya Air pada Kementerian Pekerjaan Umum. Yakni diantaranya untuk melaksanakan pembangunan dan penyelesaian intake jero dan jaringannya, “ ujar Fadeli melalui Plt Kabag Humas dan Infokom Aris Wibawa. Menurut dia, adanya program untuk Bengawan Jero dari BBWS tersebut terungkap saat rapat lintas sektor beberapa waktu lalu di ruang kerja Bupati Lamongan. Namun proyek dengan dana sekityar Rp 31 miliar yang akan dikerjakan pada 2011 ini memerlukan waktu untuk pengerjaannya. Dikarenakan terkait pembebasan lahan untuk kebutuhan buangan galian pembuatan saluran buang baru pengalihan debit banjir dari Kali Dinoyo Baru langsung menuju laut. “Terkait penanganan banjir Bengawan Jero, Bapak Bupati memerintahkan agar ada solusi yang segera berdampak untuk pengurangan banjir tanpa menunggu proses pembebasan lahan. Karena itu tahun ini akan dilakukan sejumlah kegiatan normalisasi untuk memperlancar saluran buang air dari Bengawan Jero menuju laut, “ ungkap dia. Keprihatinan bupati tersebut, lanjut Aris, itu juga mendapat perhatian dari Pemprov Jatim. Menurut dia, Pemprov Jatim akan membantu koordinasi kegiatan antara BBWS dengan Kabupaten Gresik terkait normalisasi saluran buang Bengawan Jero tersebut. Demikian pula Pemprov mendesak BBWSBS agar segera melakukan program penanganan terhadap Bengawan Jero. Kawasan Bengawan Jero sendiri cukup luas. Yakni mencapai kurang lebih 10 ribu hektar yang berada di lima kecamatan, yaitu Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Deket dan Glagah. Kawasan ini dulunya adalah terminal air buangan debit banjir dari 16 kecamatan yang ada di sebelah barat dan selatan wilayah Bengawan Jero. Selama ini sistem pengaturan air Bengawan Jero melalui lintas wilayah Lamongan dan Gresik. Untk pintu Kuro yang langsung dibuang ke laut berada di wilayah Lamongan. Sementara untuk sistem pembuangan yang melalui pintu Wangen, Boden serta Tambakombo (semua jaringan buang menuju lautnya melewati Kabupaten Gresik) kondisi saat ini terjadi pendangkalan dan penyempitan. Karena itu diperlukan koordinasi dengan lintas wilayah untuk menuntaskan banjir Bengawan Jero. Mulai dari BBWS, Lamongan sendiri dan Gresik.
Publish By Unknown on Kategory :