Apa yang terjadi di Jepang ini adalah bukti cinta seorang ayah untuk putrinya. Ayah ini bahkan rela kehilangan nyawanya demi melindungi sang putri.
Mikio Okada, seorang nelayan di Pulau Hokkaido, Jepang, tewas membeku karena melindungi putrinya, Natsune (9), dari terpaan angin dingin dengan kecepatan 109 km per jam yang membuat suhu udara anjlok ke angka minus enam derajat celsius.
Jasad Okada ditemukan tim penyelamat yang mencari ayah dan anak itu setelah keluarganya meminta bantuan tim penolong. Saat ditemukan, Natsune mengenakan jaket ayahnya, dan dalam kondisi dipeluk ayahnya. Demikian surat kabar lokal mengabarkan.
Okada dan putrinya ini terakhir terdengar kabarnya pada pukul 16.00 waktu setempat, setelah Okada menjemput putrinya dari sekolah. Okada sempat menelepon keluarganya, mengabarkan mobilnya terjebak salju yang cukup tebal. Dia mengatakan, dirinya bersama Natsune akan berjalan menuju rumah. Keduanya ditemukan hanya 300 meter dari lokasi mobil Okada yang terjebak salju pada pukul 07.00, Minggu (3/3/2013) pagi.
Tim penyelamat mendapati jasad Okada memeluk erat putrinya. Dia menggunakan tubuhnya dan tembok sebuah bangunan untuk melindungi putrinya itu. Okada bahkan melepas jaketnya dan memberikan jaket itu kepada putrinya. Natsune langsung dilarikan ke rumah sakit dan kini kondisinya mulai membaik.
Harian Yomiuri Shimbun mengabarkan, ibu Natsune meninggal dunia dua tahun lalu karena sakit. Sejumlah tetangga Okada menyatakan, Okada adalah ayah yang sangat menyayangi putrinya. Tak jarang Okada memilih terlambat bekerja hanya untuk menikmati sarapan pagi bersama Natsune.
Kematian Okada bertepatan dengan perayaan "Hari Anak Perempuan", sebuah perayaan ketika keluarga berkumpul bersama dan mendekorasi rumah dengan boneka. "Okada sudah memesan kue untuk putrinya dan sudah menanti perayaan ini bersama," kata seorang tetangga.
Okada adalah korban tewas terakhir dari bencana terpaan angin dingin di Hokkaido yang telah mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia sumber:
http://koplernews.blogspot.com/2013/03/kisah-nyata-ayah-tewas-membeku-demi.html