Sekretaris Perusahaan Citra Tubindo Harsono mengatakan, pihaknya mengalami kesulitan untuk mengejar target pendapatan tahun ini yang di awal tahun lalu di patok 303,33 juta dollar AS atau tumbuh 32,5 persen dibanding 2009. Itu disebabkan realisasi pendapatan di semester satu sangat rendah yakni hanya 92,63 juta dollar AS turun 32 persen dibanding periode sama 2009 yang 135,9 juta dollar AS.
“Dengan realisasi pendapatan semester satu ini, sulit bagi perusahaan untuk mencapai target yang telah ditetapkan di awal tahun sehingga kami akan menurunkannya,” kata Harsono, Kamis (2/9).
Turunya pendapatan di semester satu ini kata dia disebabkan order yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan yang dipengaruhi oleh masih minimnya aktivitas eksplorasi minyak dan gas (Migas). Selain itu, perseroan juga bersaing ketat dengan perusahaan pipa baja dari negara lain.
Oleh karena itu, perseroan diperkirakan akan merevisi target pendapatan tersebut dengan menurunkannya di angka yang lebih realistis, sayangnya Harsono belum bisa menyebutkan angka penurunan target tersebut.
Menurut Harsono, sejak 2008 hingga tahun ini kinerja pendapatan dan labanya mengalami penurunan padahal perseroan sudah melakukan berbagai langkah untuk mendapatkan order dari perusahaan Migas.
Hingga saat ini, perseroan masih mengincar beberapa kontrak atau order dari perusahaan Migas antara lain dari Conoco Philips yang akan mengadakan tender pipa baja untuk proyek eksplorasi di Cina Selatan senilai 25 juta sampai 30 juta dollar AS dan proyek dari TOTAL yang juga sedang melakukan tender dengan nilai proyek 50 juta sampai 60 juta dollar AS.
Beberapa waktu lalu, perseroan juga mendapat perpanjangan kontrak dari Qatar senilai 100 juta dollar AS setara dengan 1 triliun rupiah dengan kurs 10.000 rupiah per dollar AS.
Meski demikian, nilai kontrak yang diperoleh tersebut tidak sesuai dengan target sehingga pendapatannya pada semester satu ini turun.
Turunya pendapatan tersebut menyebabkan laba bersih Citra Tubindo anjlok hingga 61,73 persen dari 8,91 juta dollar AS pada semester satu 2009 menjadi 3,41 juta dollar AS di semester satu 2010.
Perseroan juga masih dibebani sejumlah utang dengan perbankan dan kreditor lainnya. Hingga Juni 2010 perseroan utang jangka panjang sebesar 24,33 juta dollar AS antara lain dari PT ANZ Panin Bank sebesar 12,52 juta dollar AS, PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebesar 6,06 juta dollar AS, PT Bredero Shaw Indonesia sebesar 3,7 juta dollar AS dan PT Bank CIMB Niaga Tbk sebesar 1,82 juta dollar AS.
Kepala Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero mengatakan, prospek industri pipa baja tahun sebenarnya cukup baik dan diperkirakan meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi Indonesia dan global. Pipa baja sendiri kata dia banyak digunakan untuk transportasi atau distribusi minyak dan gas, dimana aktivitas eksplorasi pertambangan migas tahun depan diperkirakan marak. Meski demikian, perusahaan pipa baja mengalami persaingan ketat dengan perusahaan sejenis dan peningkatan harga bahan baku baja. (gus).