Sekretaris Perusahaan Island Concepts, Elmid Hendro mengatakan, rencana merger dengan PT Pulau Mas mestinya dilakukan awal tahun ini, namun ditunda disebabkan
pemegang saham belum menyetujui rencana merger tersebut. Selanjutnya merger di jadwalkan pada Mei atau Juni ini, namun, rencana itu kembali tertunda disebabkan hasil audit laporan keuangan Januari-Juli 2010 belum rampung. Perseroan selanjutnya menjadwalkan rencana merger pada Nopember ini,
“Kami perkirakan merger dengan Pulau Mas sekitar Nopember ini setelah audit laporan keuangan rampung,” katanya, Selasa (7/9).
Menurutnya, merger dengan PT Pulau Mas perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas usaha karena nilai penjualan dari perusahaan hasil merger diperkirakan mencapai 70 miliar rupiah, naik signifikan dibanding nilai penjualan saat ini yang dibawah lima miliar rupiah. Dengan demikian, suspensi saham perusahaan di pasar diharapkan bisa dibuka kembali.
Bagi PT Pulau Mas Utama, merger itu bisa meningkatkan kinerjanya, karena produk properti yang di hasilkan bisa dipasarkan oleh Island Concepts yang juga bergerak dalam bidang pemasaran properti.
Perseroan sampai saat ini masih mengandalkan pendapatannya dari jasa akomodasi dan investasi yang ditanamkan di sejumlah bisnis restoran. Jasa akomodasi yang dimaksud adalah jasa penyediaan tempat tinggal khususnya bagi orang asing. Perseroan saat ini memiliki memiliki sejumlah Villa di Jimbaran dan beberapa daerah lainnya di Provinsi Bali .
PT Pulau Mas Utama merupakan perusahaan jasa konstruksi yang saat ini memiliki beberapa proyek properti seperti Resort, villa dan residensial di Provinsi Bali . Produk yang dihasilkan tersebut nantinya akan dipasarkan oleh perseroan (Island Concepts) setelah proses merger selesai dilakukan.
Investasi Restoran
Menurut Elmid, meskipun merger belum rampung namun perseroan masih terus melakukan investasi untuk memperbesar kapasitas usahanya. Beberapa waktu lalu, perseroan berinvestasi di restoran senilai satu miliar rupiah.
Investasi di restoran itu memberi dampak positif terhadap pendapatan, itu terlihat dari meningkatnya pendapatan di semester satu ini sebesar 14,3 persen dari 1,4 miliar rupiah di semester satu 2009 menjadi 1,6 miliar rupiah di semester satu ini. Namun, rugi bersihnya meningkat dari 296,3 juta rupiah di semester satu 2009 menjadi 497,6 miliar rupiah yang disebabkan naiknya beban usaha.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik mencatat industri akomodasi perhotelan dan restoran akan tumbuh signifikan pada tahun ini. Pada kuartal satu saja industri hotel dan restoran tumbuh 9,3 persen diatas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,7 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, PDB (Produc Domestic Bruto) Indonesia pada triwulan pertama 2010 ini, primadonanya sebagai sumber pertumbuhan perdagangan adalah hotel dan restoran yang memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dan itu akan terus berlanjut hingga akhir tahun. (gus).