Senin, 09 Mei 2011

Keladi Tikus (Typhonium Flagelliforme)

Tanaman Keladi Tikus atau Rodent Tuber (Typhonium Flagelliforme) mengandung zat yang dapat memproduksi mediator yang berguna untuk mengaktifkan fungsi sel darah, sehingga merangsang dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Tanaman obat ini di tanah Jawa disebut sebagai Talas Kunting, dan di daerah-daerah lain di Indonesia ada yang menyebutnya sebagai kalamayong, ileus, bira kecil, ki babi, trenggiling mentik atau daun panta susu. Di daratan Cina dan Taiwan dikenal dengan nama Lioshu Yu, Laoshu Yu, Tu Ban Xia, atau Tian Yu.

Di Malaysia, hasil yang sangat positif dari penggunaan sari Keladi Tikus pada penderita kanker stadium lanjut telah mendorong masyarakat medis untuk menyarankan penggunaan Keladi Tikus berdampingan dengan pengobatan medis seperti radioterapi (radiotherapy) dan kemoterapi (chemotherapy). Efek samping dari kemoterapi, seperti mual, rambut rontok, nafsu makan kurang dan perasaan tidak nyaman pada tubuh pasien telah berhasil diatasi oleh sari Keladi Tikus.



Ciri Tanaman Keladi Tikus
Tanaman yang bentuknya menyerupai talas ini masih dimasukkan dalam golongan tanaman semak atau rumput-rumputan. Banyak tumbuh liar di alam bebas, berumpun, menyukai tanah yang gembur, kondisi udara yang lembab dan teduh. Di pulau Jawa, tanaman ini bisa ditemukan hampir di semua tempat baik itu dataran tinggi maupun dataran rendah. Keladi Tikus banyak ditemukan di parit-parit, sungai-sungai, hutan hujan, gunung-gunung dan tanah-tanah yang berair. Tanaman Keladi Tikus ini juga banyak tumbuh subur di antara padi-padi di sawah-sawah dan seringkali dibuang/disiangi oleh petani karena mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Keladi Tikus yang tumbuh di daerah persawahan bisa mencapai tinggi hingga 40 cm dengan diameter umbi sampai 4 cm. Untuk pengobatan, Keladi Tikus yang demikian itu kualitasnya sangat rendah.Tinggi tanaman dewasa yang berkualitas bagus adalah sekitar 10 s/d 20 cm dengan berat antara 10 hingga 20 gram setiap rumpun. 


Daun Keladi Tikus
Pada tanaman Keladi Tikus yang sudah dewasa, daunnya berwarna hijau dengan ujung meruncing seperti anak panah dan tekstur permukaannya halus. Pada tanaman Keladi Tikus yang baru saja tumbuh, daunnya hijau dan biasanya berbentuk bulat agak lonjong, kemudian daun-daun yang tumbuh berikutnya mulai tumbuh meruncing seperti anak panah, hampir mirip dengan daun talas. 


Bunga Keladi Tikus
Kelopak bunganya berwarna hijau semburat putih, namun pada ujungnya yang menyerupai ekor tikus akan berwarna hijau pada saat masih kuncup dan berubah menjadi ungu kemerahan setelah dewasa. Sementara bunganya sendiri berwarna putih kekuningan. 


Akar Keladi Tikus
Akarnya berwarna putih dan setelah dewasa akan membesar menjadi umbi yang bentuknya bulat lonjong. Umbi pada tanaman dewasa yang siap untuk digunakan sebagai obat herbal berdiameter antara 1 cm s/d 2 cm.

Tanaman Keladi Tikus bisa dengan mudah ditemukan pada musim hujan. Pada musim kemarau akan sedikit sulit untuk menemukan Keladi Tikus karena biasanya daun Keladi Tikus akan mengering dan kemudian menghilang. Hanya umbinya saja yang akan tetap bertahan hidup di dalam tanah dan akan tumbuh kembali pada saat musim hujan.

Saat ini tanaman Keladi Tikus telah digunakan sebagai obat herbal bagi penderita kanker, dikonsumsi dalam bentuk jus Keladi Tikus maupun dalam bentuk kapsul Keladi Tikus.
Keladi Tikus akan lebih efektif sebagai obat penyakit kanker jika dikonsumsi dalam bentuk jus yang langsung dibuat dari tanaman segar dan langsung diminum saat itu juga. Namun pembuatan jus Keladi Tikus ini tidak diperkenankan menggunakan peralatan yang terbuat dari logam. Peralatan untuk menumbuk yang terbuat dari batu atau keramik (semacam lumpang dan alu) akan sangat baik untuk dipergunakan. 



sumber: adf.ly/1T1Vh
◄ Newer Post Older Post ►