Pule Pandak (Rauwolfia serpentina Benth) termasuk tanaman obat langka. Akar Pule Pandak ini mengandung alkoloid reserpine yang berfungsi sebagai obat anti Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan obat penenang. Akarnya mengandung tidak kurang dari 20 macam alkoloid dan total ekstrak dari akarnya berkhasiat sebagai obat hipertensi, aprodisiaka dan gangguan neuropsikiatrik. Akarnya hingga kini sering digunakan dalam pengobatan tradisional dan modern (Rosita, dkk, 1991). Kandungan alkoloid yang utama adalah reserpine (Bisset dan Soerohaldoko, 1958).
Kebutuhan bahan baku obat Pule Pandak untuk industri jamu dan farmasi semakin meningkat sementara laju pemanenan terjadi lebih cepat dari laju kemampuan alam untuk memulihkan populasinya. Nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi akan tetapi tingkat kelangkaan yang semakin tinggi pula.
Oleh sebab itulah perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat mengurangi tekanan terhadap populasi Pule pandak di alam serta sekaligus memenuhi permintaan bahan baku obat yang berasal dari pule pandak.
Dalam rangka pelestarian pemanfaatan Pule Pandak para peneliti dari Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (Edhi Sandra, Ervizal AM Zuhud, Yulia Fitriani, Fadli Yahya dan Toni Anwar) telah melakukan penelitian pule pandak yang cukup panjang. Penelitian ini merupakan satu rangkaian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya selama 4 tahun untuk mengetahui teknik budidaya Pule Pandak dimulai dari studi ekologi, penyebaran dan teknik persemaiannya sampai ke pemanenan, kultur jaringan dan peningkatan kandungan metabolit sekunder..
Dan sampai saat ini telah berhasil dilakukan multiplikasi kultur pule pandak dan kultur akar pule pandak (bagian tumbuhan yang paling banyak mengandung metabolit sekunder).
Kebutuhan bahan baku obat Pule Pandak untuk industri jamu dan farmasi semakin meningkat sementara laju pemanenan terjadi lebih cepat dari laju kemampuan alam untuk memulihkan populasinya. Nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi akan tetapi tingkat kelangkaan yang semakin tinggi pula.
Oleh sebab itulah perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat mengurangi tekanan terhadap populasi Pule pandak di alam serta sekaligus memenuhi permintaan bahan baku obat yang berasal dari pule pandak.
Dalam rangka pelestarian pemanfaatan Pule Pandak para peneliti dari Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (Edhi Sandra, Ervizal AM Zuhud, Yulia Fitriani, Fadli Yahya dan Toni Anwar) telah melakukan penelitian pule pandak yang cukup panjang. Penelitian ini merupakan satu rangkaian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya selama 4 tahun untuk mengetahui teknik budidaya Pule Pandak dimulai dari studi ekologi, penyebaran dan teknik persemaiannya sampai ke pemanenan, kultur jaringan dan peningkatan kandungan metabolit sekunder..
Dan sampai saat ini telah berhasil dilakukan multiplikasi kultur pule pandak dan kultur akar pule pandak (bagian tumbuhan yang paling banyak mengandung metabolit sekunder).