BI rate pada bulan ini diprediksi tetap untuk menjaga volatilitas rupiah dan mengurangi dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi.
Rilis data ekspor yang diprediksi mengalami perlambatan potensi menekan pergerakan rupiah meski situasi ini juga dialami negara eksportir lainnya di seluruh dunia.
Kehadiran BI diprediksi akan mengamankan pergerakan rupiah di tengah potensi koreksi IHSG terimbas aksi profit taking.
Pada Selasa (31/7/2012), kurs rupiah ditutup menguat di level Rp 9.445 per dollar AS dibandingkan dengan Rp 9.455 per dollar AS, setelah bergerak di kisaran Rp 9.440-Rp 9.490 per dollar AS.
Adanya keputusan pemerintah (Kemkeu) untuk membeli kembali obligasi dengan tenor pendek yang kurang dari lima tahun dan menukarnya dengan obligasi tenor lebih panjang FR 58 dengan tenor 20 tahun mendapat apresiasi dari para pelaku pasar dan memberikan sedikit tekanan terhadap dollar AS.
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/01/11084837/Rupiah.Diprediksi.Menguat
kredit photo : balintataw.org