Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal of American Medical Association tersebut adalah yang pertamakali melihat secara spesifik begaimana pengaruh radiasi elektromagnetik dari ponsel terhadap metabolisme glukosa, salah satu fungsi normal dalam otak.
"Ketika metabolisme meningkat, hal itu akan mengaktivasi sel-sel. Temuan ini merupakan indikasi bahwa paparan terhadap telepon selular dapat mengaktivasi otak lebih mudah dibanding yang kita pikir sebelumnya," ungkap Dr. Nora Volkow, pakar ilmu saraf dari National Institutes of Health.
Aktivitas otak berarti bahwa sel-sel menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi. Otak secara normal menghasilkan jumlah glukosa yang dibutuhkan supaya berfungsi dengan benar. Tetapi temuan ini tidak menyatakan kepada kita apakah dengan mengaktivasi sel-sel secara artifisial, dalam kasus ini adalah radiasi ponsel, akan memberi dampak negatif bagi kesehatan. Oleh sebab itulah, Volkow menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut akan hal ini.
Dalam risetnya, Volkow dan timnya mengukur aktivitas otak pada 47 orang dewasa sehat yang sedang menggunakan ponsel. Tingkat paparan radiasi diukur dengan menggunakan alat pemindai yang disebut positron emission tomography (PET). Responden diukur paparan radiasinya saat berbicara menggunakan ponsel di dekat kepala. Tingkat radiasi juga tetap diukur ketika ponsel didekatkan dengan kepala dalam keadaan off.
Dibandingkan dengan orang yang menggunakan ponsel dalam keadaan off, kelompok yang menggunaka ponsel dalam posisi menyala menunjukkan aktivitas otak yang lebih tinggi, terutama pada bagian otak yang paling dekat dengan antena ponsel.
sumber : Kompas.com