Ya, setelah selama dua musim awal gagal merealisasikan ambisinya karena hanya mampu mengakhiri musim di posisi empat (perdana) dan runner-up pada musim keduanya, Jorge Lorenzo akhirnya mampu keluar dari bayang-bayang Rossi. Di musim ketiganya, Jorge Lorenzo mampu tampil lebih garang dari rekan setimnya tersebut.
Di seri perdana musim 2010, Lorenzo memang masih harus mengakui keunggulan Rossi yang menjadi juara di Qatar. Lorenzo sendiri harus puas berada di urutan dua. Namun, pada dua seri berikutnya di Spanyol dan Prancis, Lorenzo berhasil mengungguli Rossi dan finis di tempat pertama.
Memasuki seri keempat di Mugello, Italia, Lorenzo mendapat keuntungan dengan kecelakaan yang dialami Rossi pada sesi latihan yang membuatnya mengalami patah kaki dan harus absen di empat seri. Absennya Rossi pun langsung dimanfaatkan Lorenzo untuk terus menjauhi perolehan poin rival-rivalnya.
Setelah finis kedua di belakang Dani Pedrosa pada seri Mugello, Lorenzo tampil trengginas dengan menyabet hattrick kemenangan (tiga kemenangan beruntun) pada seri Inggris, Belanda dan Catalunya, Spanyol. Pada MotoGP Jerman, Lorenzo memang gagal melanjutkan sensasinya setelah hanya mampu finis kedua, dibelakang Pedrosa.
Namun, pada dua seri berikutnya di Amerika Serikat dan Brno, Rep Ceska, pembalap berjuluk Por Fuera kembali ke jalur yang tepat dengan meraih kemenangan. Hingga memasuki seri ke-12 dari 18 seri yang dijadwalkan, Lorenzo berhasil mencatatkan rekor apik dengan 100 persen selalu naik podium.
Hasil ini pun sontak membuatnya posisinya kian kokoh di puncak klasemen. Hingga seri ke-12, Lorenzo sudah mengemas 270 poin, atau unggul jauh dari pesaing terdekatnya Dani Pedrosa yang tampil inkonsisten. Kondisi ini praktis membuat Lorenzo diprediksi bakal keluar sebagai juara musim ini.
Memasuki seri ke-13 dan 14 di Aragon dan Jepang, Lorenzo mulai mengalami penurunan performa dan gagal naik podium karena hanya mampu finis keempat di dua seri tersebut. Namun, jelang seri di Jepang, Lorenzo kembali mendapat keuntungan dengan terjatuhnya rival terkuat Dani Pedrosa di sesi latihan. Pedrosa pun dipastikan harus absen selama beberapa seri.
Absennya Pedrosa jelas semakin membuka peluang Lorenzo tampil sebagai juara dunia. Memasuki seri ke-15 di Sepang, Malaysia, Lorenzo yang saat itu unggul 68 poin dari Pedrosa hanya butuh finis kesembilan untuk bisa memastikan diri sebagai juara dunia.
Namun, kendati hanya butuh tambahan tujuh angka, Lorenzo tetap tampil ngotot dan berusaha untuk memenangi GP Malaysia. Alhasil, kendati kalah bersaing dengan rekan setimnya Valentino Rossi (juara) dan Andrea Dovizioso (kedua), Lorenzo tetap berhasil memastikan gelar juara setelah finish ketiga di Sepang.
Dengan tambahan 16 angka, Lorenzo kini mengoleksi 313 poin, jumlah yang tak mungkin bisa dilewati oleh Pedrosa kendati jagoan Honda itu pulih dan memenangi tiga seri tersisa.
Bagi Lorenzo, gelar juara dunia kali ini merupakan yang ketiga diraihnya sepanjang karir balapnya. Sebelumnya, dua gelar juara direngkuh pembalap kelahiran Palma de Mallorca, 4 Mei 1987 ini di kelas 250cc pada musim 2006 dan 2007.(acf)
artikel sumber & photo : http://sports.okezone.com