Sabtu, 10 Januari 2009

Buah Makasar

(Brucea javanica [L.] Merr.)
Sinonim :
B. amarissima, Desv., B. gracilis DC., B. sccnaatrana Roxb., Goraus amarissima Lour., Lus. sa arnarissirna O. Ktze., Rlzus javanica L.

Familia :
Simaroubaceae.

Uraian :
Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Buah Makasar tumbuh pada ketinggian 1-500 m dpl. Perdu tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan. Helaian anak daun berbentuk lanset memanjang, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, panjang 5-10 cm, lebar 2-4 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun, warna ungu kehijauan. Buahnya buah batu berbentuk bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, buahnya disebut biji makasar. Buah makasar dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: dadih-dadih, tambar sipago, t. sipogu, t. bui, malur, sikalur, belur. Jawa: kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot, walot (Sunda), kwalot (Jawa). Sulawesi: tambara marica (Makasar). Maluku: nagas (Ambon). NAMA ASING Ya dan zi (C), false sumac, java brucea fruit (I). NAMA SIMPLISIA Bruceae Fructus (buah makasar).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah makasar dapat membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis), membunuh parasit (parasiticic), antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat membersihkan panas dan racun. Buah makasar mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B, yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich ascitic cancer, sarcoma 37' sarcoma 180' cervix cancer 14' Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. Pada binatang, menghambat sintesa DNA sel kanker, meningkatkan daya fagositosis makrofag, serta membentuk sel darah dalam sumsum tulang. Penelitian daya antelmintik sari buah makasar terhadap cacing Ascaridia galli (cacing gelang ayam) secara in vitro dengan air rebusan 10% b/v ekstrak etanol dan fraksi sisa, menunjukkan hasil yang nyata. Artinya, sari buah makasar memiliki khasiat sebagai antelmintik. Pada takaran 20 ml air rebusan 10% b/v, 150 mg ekstrak etanol, dan 150 mg fraksi sisa, masing-masing dilarutkan dengan glukosa salin 5% menjadi 100 ml memberikan daya antelmintik yang tidak berbeda nyata dengan 32 mg piperasin sitrat yang dilarutkan dengan glukosa saline 5% menjadi 100 ml (Noverman, Jurusan Farmasi, FMIPA UNAND, 1990).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah buah. Setelah buah dikumpulkan, bagian yang keras dibuang untuk diambil isinya. Selain buah, daun dan akar juga berkhasiat sebagai obat.

INDIKASI
Buah digunakan untuk pengobatan:
malaria,
disentri amuba, diare kronis akibat terinfeksi Trichomonas sp.,
keputihan,
wasir (hemoroid),
cacingan (nematoda, taemia),
papiloma di pangkal tenggorokan (laring), pita suara, liang telinga luar, dan gusi,
kanker pada kerongkongan (esofagus), lambung, rektum, paru-paru, leher rahim (serviks), dan kulit.

Akar digunakan untuk pengobatan:
malaria, dernam,
keracunan makanan.

Daun digunakan untuk mengatasi: sakit pinggang.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, giling 1,5-2 g isi buah makasar (kira-kira 10-15 biji) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Ramuan ini diminum setelah makan. Lakukan 2-3 kali sehari.
Pemakaian luar digunakan untuk menyembuhkan penyakit kutil (warts) dan mata ikan" (corns) di kaki. Pemakaian ramuan ini harus hati-hati supaya tidak mengenai kulit normal di sekitarnya. Daun buah makasar yang digiling halus dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang bengkak, akibat terbentur atau terpukul (memar) benda keras. Selain dapat menyembuhkan penyakit, ramuan ini dapat digunakan untuk mengusir belatung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri amuba
Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus setelah makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas
Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini sekaligus dengan larutan air gula batu.

Malaria
Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul, lalu minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi setengahnya (5 buah) dan minum selama 5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum. Lakukan sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.

Komposisi :
Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.

Temulawak

(Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)
Sinonim :

Familia :
Zingiberanceae

Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;

1. Sakit Limfa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.

2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.

3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.

5. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.

6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.

9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.

10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.

11. Kesulitan buang air besar/berak
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.

12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.

13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

Sumber Sentra Informasi Ipteknet

Tanaman Obat Temu lawak

Temu lawak
Klasifikasi ilmiah
Regnum: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Familia: Zingiberaceae
Subfamilia: Zingiberoideae
Tribe: Zingibereae
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma xanthorhiza

Nama binomial
Curcuma xanthorhiza
L.

Temu lawak (Curcuma xanthorhiza L.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini berasal dari Indonesia.

Tanaman temu lawak dapat tumbuh hingga setinggi 2 m, memiliki bunga berwarna kuning. Akar temu lawak sering digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Khasiat Delima Obat Alami

Buah yang berasal dari timur tengah ini berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Seluruh bagian tanaman ini bisa digunakan sebagai obat, mulai buah, biji, bunga, daun, kulit buah, kulit kayu, hingga kulit akar.

Cacingan

a. Cuci 7 gram akar delima yang telah dikeringkan, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.

b. Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 gram) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi.

c. Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum sekaligus.

d. Masukkan satu sendok makan bubuk biji delima kering ke dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk merata, minum sewaktu perut kosong.

Radang gusi
Cuci tjuh kuntum bunga delima dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur.

Perdarahan
Rebus 20 gram bunga delima dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Luka
Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada bagian yang luka.

Sariawan
Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2--3 kali sehari, sampai sembuh.

Sering kencing
Pilih satu buah delima segar yang telah masak, ambil isinya. Ambil segenggam kucai, lalu potong-potong seperlunya. Rebus kedua bahan itu dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Keputihan
Rebus 30 gram kulit delima kering dan 15 gram herba sambiloto kering dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari. Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk membasuh vagina.

Batuk
Ambil satu buah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut, sesap airnya, kemudian buang bijinga.

Suara serak, tenggorokan kering
Ambil satu buah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2-3 kali sehari.

Gangguan pencernaan
50 gram daun delima segar dimasak dengan air. Minum sewaktu suam.

Menurunkan berat badan
Dua genggam daun delima muda diremas-remas dengan air matang, campurkan sedikit garam. Minum dua kali sehari.
(Ipteknet/dila)

Source : Suara Merdeka

Sehat dengan Delima

Oleh Prof Hembing Wijayakusuma

Delima sudah dikenal cukup luas di Indonesia. Tapi tanaman yang satu ini lebih banyak ditanam di pekarangan atau di taman sebagai tanaman hias, terutama karena buahnya yang merah mengkilap. Warna merah yang khas buah delima itu sering dipakai untuk melukiskan kecantikan seseorang gadis atau wanita dengan sebutan pipi atau bibirnya "merah delima". Kendati sebenarnya buah delima tidak hanya berwarna merah, tapi juga ada warna lain.

Di balik kecantikan buah delima tersebut, ternyata banyak sekali khasiatnya jika diramu dengan tanaman lain. Tapi sebelum ke situ, sebaiknya dikemukakan lebih dulu sosok tanaman delima ini.

Tumbuhan delima bercabang banyak tapi tidak rimbun, tingginya hanya sekitar 1,5 m. Daunnya bertangkai berbentuk bulat telur memanjang, mengkilat dan berukuran kecil. Bunga 1-5 kuntum, muncul di ujung percabangan dan di ketiak daun teratas, berwarna merah atau putih kekuningan, tapi ada juga berwarna ungu kehitaman. Buahnya berupa buah buni berbentuk bulat, warnanya merah mengkilap, kekuningan, putih, coklat kemerah-merahan atau ungu kehitaman, berbiji banyak, rasanya asam manis segar. Tumbuhan ini berbuah sepanjang tahun.

Delima berasal dari Persia dan sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Daerah yang baik untuk pertumbuhannya adalah daerah tropika yang musim kemaraunya panjang dan panas dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Akan tetapi dia juga banyak kita jumpai di dataran rendah seperti di Jakarta.

Delima mempunyai nama berbeda di beberapa daerah. Antara lain disebut delima oleh Melayu di Sumatera, glima (Aceh), glineu mekah (Gayo), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), teliman (Sasak), lele kase dan rumu (Timor).

Berikut ini adalah khasiat delima untuk kesehatan, tentu saja dengan meramunya bersama tumbuhan lain yang juga berkhasiat obat.

Khasiat delima antara lain adalah: memperbaiki fungsi hormon wanita, meningkatkan fungsi hormon esterogen, sangat baik dikonsumsi wanita menjelang menopause atau sesudahnya, mengatasi frigiditas, keputihan, awet muda, mimisan, kencing manis, buang air besar mengandung darah, sering buang air kecil, radang tenggorokan, radang amandel, radang telinga, radang usus, radang paru-paru, serak, batuk darah, muntah darah, sinusitis, gangguan pencernaan, sariawan, sakit gigi, bau mulut, wasir, diare, sakit perut, kelebihan berat badan, cacingan dan lain-lain.

Cara pengolahan delima untuk mencegah dan mengatasi beberapa jenis gangguan kesehatan atau penyakit berikut.

Keputihan: 15 gr kulit delima kering dan 30 gr sambiloto segar atau 15 gr sambiloto kering, direbus dengan 600 cc air hingga tersisia 200 cc, saring dan airnya diminum. Muntah darah dan batuk mengandung darah: 30 gr bunga delima berikut 30 gr akar alang-alang direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.

Sinusitis: 15 gr daun delima segar, 30 gr daun jagung segar dan 15 gr daun teh segar, direbus dengan air 500 cc hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum selagi hangat.

Frigiditas: 10 gr jinten dan 5 lembar daun sirih direbus dengan 200 cc air hingga tersisa 100 cc, setelah dingin airnya digunakan untuk membuat jus 1 buah buah delima, kemudian diminum.

Diare: 15 gr kulit delima kering berikut 10 gr daun teh direbus dengan 500 cc air hingga tersisia 200 cc, saring dan airnya diminum.

Cacingan: 15 gr kulit delima kering dan 5-10 gr biji pinang kering dijadikan bubuk. Ambil 5 gr bubuk tersebut lalu diseduh dengan 200 cc air panas, kemudian diminum hangat-hangat.

Sariawan: 1-2 buah delima segar, kemudian isinya ditumbuk sampa hancur. Setelah itu, hasil tumbukan tadi direndam dengan air beberapa saat. Gunakan air rendaman tersebut untuk berkumur-kumur.

Demikian beberapa resep yang murah meriah ini dan buktikan hasilnya setelah melakukannya secara teratur. Akan tetapi untuk penyakit yang berat atau serius disarankan untuk tetap konsultasi ke dokter.

[Prof HM Hembing Wijayakusuma, adalah ahli pengobatan tradisional dan akupunktur, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pengobat Tradisional & Akupunktur se-Indonesia (Hiptri)]

Sumber : Suara Karya

Jumat, 09 Januari 2009

Tanaman Obat Delima

Delima
(Punica granatum L.)
Sinonim :Malum granatum Rumph.
Familia :Punicaceae.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.

Uraian :
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam. Delima sering ditanam di kebun-kebun sebagai tanaman hias, tanaman obat, atau karena buahnya yang dapat dimakan. Berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2--5 m. Batang berkayu, ranting bersegi, percabangan banyak, lemah, berduri pada ketiak daunnya, cokelat ketika masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 1--9 cm, lebar 0,5--2,5 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, warnanya merah, putih, atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya buah buni, bentuknya bulat dengan diameter 5--12 cm, warna kulitnya beragam, seperti hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang, terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna tebih tua. Bijinya banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, warnanya merah, merah jambu, atau putih. Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah, dan delima ungu. Perbanyakan dengan setek, tunas akar atau cangkok.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: glima (Aceh), glimeu mekah (Gayo), dalimo (Batak). Jawa: gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dhalima (Madura). Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase, rumau (Timor). Maluku: dilimene (Kisar). NAMA ASING Shi liu (C), granaatappel (B), grenadier (P), granatbaum (J), luru (V), thap thim (T), granada (Tag.), pomegranate (I). NAMA SIMPLISIA Granati Cortex (Wit kayu delima), Granati Pericarpium (Wit buah delima).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan.

INDIKASI
Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk:
sakit perut karena cacing,
buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba),
diare kronis,
perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,
prolaps rektum,
radang tenggorok,
radang telinga,
keputihan (leukorea)
nyeri lambung.

Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:
cacingan terutama cacing pita (taeniasis),
batuk,
diare.

Bunga digunakan untuk:
radang gusi,
perdarahan,
bronkhitis.

Daging buah digunakan untuk:
menurunkan berat badan,
cacingan,
sariawan, tenggorokan sakit, suara parau,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
sering kencing,
rematik (artritis),
perut kembung

Biji digunakan untuk:
menurunkan demam, batuk,
keracunan
cacingan.

Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7 g). Rebus kulit buah (10--15 g). Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel.
Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.

PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Cacingan
Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.
Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi.
Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum sekaligus
Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk merata, minum sewaktu perut kosong.

Radang gusi
Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur.

Perdarahan
Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Luka
Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada bagian yang luka.

Sariawan
Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2--3 kali sehari, sampai sembuh.

Sering kencing
Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan segenggam kucai, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Keputihan
Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g) dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari. Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah menikah, gunakan dengan alat semprot yang masuk ke liang vagina.

Batuk sudah berlangsung lama
Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang bijinya.

Suara serak, tenggorokan kering
Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2--3 kali sehari.

Komposisi :
Kulit buah (shi liu pi) mengandung alkaloid pelletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid, isoquercitrin, elligatanin, resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kulit kayu mengandung sekitar 20% elligatanin dan 0,5--1% senyawa alkaloid, antara lain alkaloid pelletierine (C8H14N0), pseudopelletierine (C9H15N0), metilpelletierine (C8H14NO.CH3), isopelletierine (C8H15N0), dan metilisopellettierine (C9H1,N0). Daun mengandung alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, sulfur, peroksidase. Jus buah mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin (A, C), mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, natrium, dan kalium), dan tanin. Alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing pita, cacing gelang, dan cacing keremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.

Sumber : Iptek.net

Delima (punica granatum)


Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5-8 m. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan di daerah Mediterania. Bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada, berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah Tiongkok Selatan dan Asia Tenggara.
From Wikipedia, the free encyclopedia

Pomegranate (punica granatum)

Scientific classification
Kingdom: Plantae
Division: Magnoliophyta
Class: Magnoliopsida
Subclass: Rosidae
Order: Myrtales
Family: Lythraceae
Genus: Punica
Species: P. granatum
Binomial name
Punica granatum
L.

The pomegranate (Punica granatum) is a fruit-bearing deciduous shrub or small tree growing to between five and eight metres tall. The pomegranate is native to the region from Iran to the Himalayas in northern India and has been cultivated and naturalized over the whole Mediterranean region and the Caucasus since ancient times. It is widely cultivated throughout Afghanistan, Algeria, Armenia, Azerbaijan, Iran, India, Pakistan, Syria, Turkey, the drier parts of southeast Asia, Peninsular Malaysia, the East Indies, and tropical Africa[1]. Introduced into Latin America and California by Spanish settlers in 1769, pomegranate is now cultivated in parts of California and Arizona for juice production.[2]

In the Northern Hemisphere, the fruit is typically in season from September to January.[3] In the Southern Hemisphere, it is in season from March to May.

Foliage and fruit
The leaves are opposite or sub-opposite, glossy, narrow oblong, entire, 3–7 cm long and 2 cm broad. The flowers are bright red, 3 cm in diameter, with four to five petals (often more on cultivated plants). The fruit is between a lemon and a grapefruit in size, 5–12 cm in diameter with a rounded hexagonal shape, and has thick reddish skin and around 600 seeds.[4] The seeds and surrounding pulp, ranging in color from white to deep red, called arils, are edible; indeed, the fruit of the pomegranate is a berry. There are some cultivars which have been introduced that have a range of pulp colors such as purple.

Punica granatum nana is a dwarf variety of P. granatum popularly used as Bonsai trees and as a patio plant. The only other species in the genus Punica is the Socotran pomegranate (Punica protopunica), which is endemic to the island of Socotra. It differs in having pink (not red) flowers and smaller, less sweet fruit. Pomegranates are drought tolerant, and can be grown in dry areas with either a Mediterranean winter rainfall climate or in summer rainfall climates. In wetter areas, they are prone to root decay from fungal diseases. They are tolerant of moderate frost, down to about −10°C (14°F).

Etymology
The name "pomegranate" derives from Latin pomum ("apple") and granatus ("seeded"). This has influenced the common name for pomegranate in many languages (e.g., German Granatapfel, seeded apple). The genus name Punica is named for the Phoenicians, who were active in broadening its cultivation, partly for religious reasons. In classical Latin, where "malum" was broadly applied to many apple-like fruits, the pomegranate's name was malum punicum or malum granatum, the latter giving rise to the Italian name melograno, or less commonly melagrana.

A widespread root for "pomegranate" comes from the Ancient Egyptian rmn, from which derive the Hebrew rimmôn, and Arabic rummân. This root was given by Arabs to other languages, including Portuguese (romã)[5], Kabyle rrumman and Maltese "rummien". The pomegranate ('rimmôn') is mentioned in the Bible as one of the seven fruits/plants that Israel was blessed with, and in Hebrew, 'rimmôn' is also the name of the weapon now called the grenade. According to Webster's New Spanish-English Dictionary, "granada," the Spanish word for "pomegranate," could also mean "grenade." According to the OED, the word "grenade" originated about 1532 from the French name for the pomegranate, la grenade. La grenade also gives us the word grenadine, the name of a kind of fruit syrup, originally made from pomegranates, which is widely used as a cordial and in cocktails.

Origin, cultivation and uses
The pomegranate originated in Persia and has been cultivated in Georgia, Armenia and the Mediterranean region for several millennia.[6]

In Georgia, and Armenia to the east of the Black Sea, there are wild pomegranate groves outside of ancient abandoned settlements. The cultivation of the pomegranate has a long history in Armenia, where decayed remains of pomegranates dating back to 1000 BC have been found. [7]

Carbonized exocarp of the fruit has been identified in Early Bronze Age levels of Jericho, as well as Late Bronze Age levels of Hala Sultan Tekke on Cyprus and Tiryns[citation needed]. A large, dry pomegranate was found in the tomb of Djehuty, the butler of Queen Hatshepsut; Mesopotamian cuneiform records mention pomegranates from the mid-Third millennium BC onwards.[8] It is also extensively grown in South China and in Southeast Asia, whether originally spread along the route of the Silk Road or brought by sea traders.

The ancient city of Granada in Spain was renamed after the fruit during the Moorish period. Spanish colonists later introduced the fruit to the Caribbean and Latin America, but in the English colonies it was less at home: "Don't use the pomegranate inhospitably, a stranger that has come so far to pay his respects to thee," the English Quaker Peter Collinson wrote to the botanizing John Bartram in Philadelphia, 1762. "Plant it against the side of thy house, nail it close to the wall. In this manner it thrives wonderfully with us, and flowers beautifully, and bears fruit this hot year. I have twenty-four on one tree... Doctor Fothergill says, of all trees this is most salutiferous to mankind."[9] The pomegranate had been introduced as an exotic to England the previous century, by John Tradescant the elder, but the disappointment that it did not set fruit there led to its repeated introduction to the American colonies, even New England. It succeeded in the South: Bartram received a barrel of pomegranates and oranges from a correspondent in Charleston, South Carolina, 1764. Thomas Jefferson planted pomegranates at Monticello in 1771: he had them from George Wythe of Williamsburg.[10]

From Wikipedia, the free encyclopedia


Labels: Delima, Pomegranate, Punica granatum

Kamis, 08 Januari 2009

Tips Aman "Ngajak Temen Ngeklik Adsense"

He he he, kayaknya ada tips untuk tidak jujur dari bang Kumis nich. Hati-hati lho tak laporin ke "Pihak Yang Berwajib". Ya ini sekedar tips bagaimana aman menyuruh temen ngeklik adsense di web blog. Tapi tips tips ini "not recommended". Segala resiko dan akibat yang ditimbulkan (dibanned dll) bukan menjadi tanggung jawab kami bang Kumis. Jadi ya, boleh ambil boleh tidak. Boleh dipraktekkan boleh juga tidak. Tergantung diri kita masing-masing. Apakah Bang Kumis pernah melakukan tips ini? Kayaknya ndak tuh. Pernah satu kali saya coba, eh malah ia bilang capek dech. Apa sich?

Paling tidak ada beberpa hal yang harus kita ketahui berkaitan dengan TOS ( Term Of Service ) dari Adsense.

1. Publisher adsense tidak boleh ngeklik sendiri iklan adsense di web atau blognya. Adsense ( katanya sich ) telah menyiapkan robot detector yang halus dan tak kelihatan oleh kita sehingga aktivitas klik yang terjadi di web adsense pasti akan diketahui. Kapan adsense akan mengetahui ? Logikanya gampang banget. Setiap bulan adsense pasti akan mengecek semua earning para publisher termasuk memeriksa lalu lintas klik yang terjadi di web para Publisher. Nah, adsense akan melihat data - data IP komputer yang telah melakukan klik di web blog kita. Jika ada kelainan, maka kita akan dipersilahkan untuk "mundur" sebagai Publisher adsense.



2. Bagaimana kalau nyuruh temen untuk Ngeklik adsense di web kita? Misalnya kita bilang ke teman, tolong dong kunjungi blogku http://contoh-aja.blogspot.com dan jangan lupa klik adsense (capek dech). Katanya sich, kode adsense dilengkapi mesin halus yang sanggup mendeteksi IP komputer dari satu kota. Misalnya kita nyuruh temen ngeklik di satu kota, ini akan diketahui oleh adsense berdasarkan IP komputer pengeklik. Karena IP komputer dari satu kota ada kesamaan/kemiripan. Jadi kita tetap harus berhati-hati jika menyuruh temen yang satu kota dengan kita. Lalu ada lagi, jika temen yang kita suruh membuka alamat blog kita dengan mengetikkan langsung di Browser, ini juga berbahaya dan akan diketahui oleh mesin/robot detector tadi.

Apa tips amannya? Denger-denger sich, Google Adsense senang dengan web yang dioptimasi SEO ( Search Engine Optimization ). Dan adsense akan mengetahui semua aktivitas klik yang terjadi termasuk dari mana klik itu terjadi. Nah klik yang paling disenangi Google Adsense adalah apabila terjadi melalui mesin pencari atau search engine. Apa hubungannya dengan tips agar aman kalau kita nyuruh temen untuk ngeklik adsense di web kita? Kita melakukan apa yang disenangi oleh Google Adsense. Minta kepada temen kita ( enak melalui SMS ) untuk mencari informasi di search engine yang berhubungan dengan web blog kita. Search engine bisa apa saja, Yahoo, google atau msn dll. Sebutkan kata kunci di mana web kita itu berada. Misalnya web kita tentang komputer. Berarti minta temen kita untuk mencari informasi tentang komputer di mesin pencari dan carilah web blog kita. Lalu disitulah kita minta ia untuk beraksi. He he he. Kayaknya capek dech. Kalau tak mau capek, ya sudah. Intinya adalah kita nyuruh temen ngeklik adsense di web kita dengan menyuruh mencari web blog di mesin pencari. Bukan dengan cara mengetikkan alamat blog di browser.

Ingat segala resiko tanggung sendiri. Soalnya saya tak pernah mencoba 100 %. Saya juga pengen yang alami aja kok. Optimalkan seo, promosi blog, belajar terus, ini yang harus kita lakukan. Menyuruh teman ngeklik kadang ada payahnya. Kalau ia mau, jika tidak, jadi capek juga kita nantinya. Jadi maaf aja, posting kali ini bukan untuk mengajarkan sobat semua untuk melanggar TOS Adsense. Inti Yang saya sampaikan di posting blog kali adalah optimalkan web blog di mata mesin pencari seperti Google, Yahoo, Msn dll. Karena ini yang paling disenangi Google Adsense.

Oke itu aja, semoga bermanfaat.
Oh ya, temen kita Afrid dan Mas Paijo telah telah maju selangkah dari saya. Mereka telah menerima cek Adsense. Padahal mereka sering tanya2 via SMS tentang Tips-tips adsense pada Bang Kumis ini. Kok malah mereka nyalip duluan. Bang Kumis belum pernah terima cek nich. Apa sich saran dari sobat Blogger semua? Komentar dong!!!

Selasa, 06 Januari 2009

Kado Tahun Baru 2009 : Aneh Bin Ajaib

Sekalipun terlambat tapi tak ada salahnya saya ucapkan selamat Tahun Baru tahun 2009. Semoga ke depan selama 1 tahun ini kita akan menapaki sukses dan siap menghadapi tantangan apapun. Untuk rekan Blogger tercinta, saya juga tak lupa mengucapkan salam maaf dari saya Mukti Effendi sekeluarga ( Nur Hasanah - istri, Innani Farihah Febriana - anak yang pertama dan Anni Maftuhah Nuril Yaqin - anak ke 2.). Doakan ya, semoga anak-anakku akan menjadi manusia yang berguna untuk agama, nusa dan bangsa.

Aneh bin Ajaib. Blogku yang tercinta ini, pada malam Senin tangal 05 Januari 2009 sekitar jam 01.00 saya buka di handphone. Saya sempat terkejut karena page ranknya mendadak merosot ke PR 2. Aneh Bin Ajaib. Apa gerangan faktornya? Segala perasaan menggumpal antara percaya dan tidak. Apa karena terlalu banyak promosinya ya, apa karena saya memakai jasa pasang iklan massal ya, apa karena jarang update blog ya, apa karena apa ya? Bikin pusing aja kepala nich.

Tapi paginya saya buka lagi karena penasaran bin gelisah. Eh naik lagi menjadi PR 3. Hmmm, aneh bi ajaib kan?



Terus terang saya belum memanfaatkan sama sekali posisi blog dalam tataran page rank 3 ini. Bahkan bisa dibilang saya tidak peduli sama sekali. Bisa dibilang hanya untuk hiasan blog belaka dan untuk memberikan daya tarik bagi rekan blogger agar mau berkunjung ke blogku yang reyot ini. Walaupun saya dengar ada peluang bisnis yang oke dan gratis untuk blog yang page ranknya mencapai PR 3 tapi saya tak pernah ikutan. Karena ngeblog bagi saya masih sarana untuk promosi bisnis-bisnis online yang sedang saya geluti. Lebih dari itu ada juga bagi-bagi tips untuk belajar bisnis online. Siapa tahu ada yang minat dan tidak bosan baca blog ini.

Oh ya, saya lihat blog kita ini dikunjungi juga oleh mas Joko Susilo, master formulabisnis.com. Saya baca komentarnya cukup membuat hati saya tergelitik. Ia bilang "Bisnis online sekarang sudah mengalami Deversifikasi seperti yang dilakukan di sini dengan menjual pulsa". . Jadi malu sendiri. Terima kasih mas Joko atas saran dan kritiknya.

Tak lupa juga saya minta maaf pada rekan Blogger atau rekan Onliner yang telah dengan tulus hati berlangganan feed dari blog ini. Ada email yang masuk : Mas Mukti, mana tips-tipsnya dalam bisnis online kok saya tidak terima apa2. . Mohon maaf beribu maaf. Bagi rekan Blogger yang berlangganan feed blog ini tentu akan menerima tips-tips dari saya apabila saya posting artikel baru di blog ini. Untuk mengetahui tips-tips saya yang lain, silahkan baca-baca aja di bagian arsip blog ini. Insya Allah lengkap. Untuk yang telah kirim balik email ke saya, terima kasih ya telah mengingatkan.

Aapa sich kado ulang tahun mas Muktiplaza : itu tadi. Page rank Aneh Bin ajaib yang membuat saya semakin tak mengerti, Sentilan mas Joko Susilo dan email rekan tentang tips-tips bisni online dari saya. He he he

Itu aja ya. Semoga manfaat

Senin, 05 Januari 2009

Jarak

(Ricinus communis Linn.)
Sinonim :
R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn.

Familia :
Euphorbiaceae

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng, Scabies, Infeksi jamur, Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik, Tetanus, Bronkhitis;

Uraian :
Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi perkebunan. Dapat tumbuh di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan setahun (anual) dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun bulat dengan diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi, warna daun di permukaan atas hijau tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah tengguli, daun bertulang menjari. Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat berkumpul dalam tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah.

Nama Lokal :
Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak, kalikih alang, jarag (Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera (Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai (Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot (Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).;

BAGIAN YANG DIPAKAI:
Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya.

KEGUNAAN:
Biji: Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan
kulit (Carsinoma of cervix and skin), visceroptosis/ gastroptosis,
kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor and
retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve
paralysis), TBC kelenjar, bisul, koreng, scabies dan infeksi jamur.
Juga dipakai pada bengkak (edema).

Daun: Koreng, eczema, gatal (pruritus), batuk sesak, hernia.

akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada anak-anak,
luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa).

Minyak : Constipasi, koreng, luka bakar.

CARA PEMAKAIAN:
Biji :
1. Koreng:
20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan menjadi berbentuk bubur,
ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit
sehari 2x.

2. Prolapsus uterus dan rectum:
Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai hui yang
terletak di kepala.

3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta:
Lumatkan biji jarak dan tempelkan ketitik akupunktur Yungchuan
(VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak kaki.

4. Kelumpuhan otot wajah:
Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan
lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari.

5. Kanker cervix:
Salep/cream berisi 3-50/o ricin & 3% dimethyl sulfoxide, dioleskan
pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2 bulan.
Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal.

Efek samping:
nyeri perut, gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak, pembengkakan larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki, menggigil, demam, yang hilang dengan obat-obat symptomatik.

Daun: Pemakaian luar: Direbus, airnya untuk cuci atau dilumatkan,
tempel.
- Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus ditempat yang sakit.
- Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik
tengah telapak kaki.
- Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas,
tempelkan ke tempat sakit.

Minyak:
- Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi
hari sewaktu perut kosong. Wanita hamil dan sedang haid
dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada organ panggul).

Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum.
Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel.
- Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus,
minum.
- Pegal-pegal, luka terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus.

GEJALA KERACUNAN:
Sakit kepala, muntah berak, panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti, keringat dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal. Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji jarak pada orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak.
Menghilangkan racunnya dilakukan dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus selama 2 jam. Tetapi khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar sangat beracun, yang hilang dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C selama 20 menit. Anti radang, pencahar (purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik (anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar: Bersifat penenang, anti-rheumatik. KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride dari ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung ricinine, sejumlah kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat didapat acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275 mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, linolenic acid, dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%. Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-sitosterol.

Sumber Sentra informasi IPTEK

Jarak pohon

Klasifikasi ilmiah
Regnum: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Familia: Euphorbiaceae
Subfamilia: Acalyphoideae
Tribe: Acalypheae
Subtribe: Ricininae
Genus: Ricinus
Spesies: R. communis
Nama binomial
Ricinus communis
L.


Jarak (Ricinus communis) adalah spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus Ricinus, subtribe Ricininae. Tanaman ini merupakan sumber minyak jarak, dan mengandung zat ricin, sejenis racun.

Tanaman jarak dapat tumbuh liar di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, tapi sering juga dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm.

Jarak pohon merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak jarak dipakai sebagai campuran pelumas.

Castor oil plant (Ricinus communis,)

The castor oil plant, Ricinus communis, is a plant species of the Euphorbiaceae (the evolution of this plant family is relatively unexplored [1]) the sole member of the genus Ricinus and of the subtribe Ricininae. Its seed is the castor bean which, despite its name, is not a true bean.

Castor seed is the source of castor oil, which has a wide variety of uses. The seeds contain between 40% and 60% oil that is rich in triglycerides, mainly ricinolein. The seed coat contains ricin, a poison, which is also present in lower concentrations throughout the plant.

The toxicity of raw castor beans is well-known, and reports of actual poisoning are relatively rare, even though as few as one bean can kill any human and four could kill a horse.[1][2]

Castor seeds have been found in Egyptian tombs dating back to 4000 BC being used mostly to fuel lamps because of the slow burning oil. Herodotus and other Greek travelers have noted the use of castor seed oil for lighting, body ointments, and improving hair growth and texture. Cleopatra is reputed to have used it to brighten the whites of her eyes. The Ebers Papyrus is an ancient Egyptian medical treatise believed to date from 1552 BC. Translated in 1872, it describes castor oil as a purgative.

Global castor seed production is around 1 million tons per year. Leading producing areas are India (with over 60% of the global yield), China and Brazil. There are several active breeding programmes.

Another plant species, Fatsia Japonica, looks similar to the castor oil plant and is known as the false castor oil plant.

Description
Castor oil plant can reach a height of 2–3 m in a year (if sown early, under glass, and kept at a temperature of around 20°Celsius/68°Fahreheit until planted out [2]).

The glossy leaves are 15–45 cm long, long-stalked, alternate and palmate with 5–12 deep lobes with coarsely toothed segments. Their colour varies from dark green, sometimes with a reddish tinge, to dark reddish purple or bronze.

The stems and the spherical, spiny seed pods also vary in pigmentation. The pods are more showy than the flowers (the male flowers are yellowish-green with prominent creamy stamens and are carried in ovoid spikes up to 15 cm long; the female flowers, borne at the tips of the spikes, have prominent red stigmas). [3]

Terminating stems are panicle-like inflorescences of green monoecious flowers, the stalked female flowers above the male flowers below, both without petals.

The fruit is a spiny, greenish capsule with large, oval, shiny, bean-like, highly poisonous seeds with variable brownish motling.

Nomenclature
The name Ricinus is a Latin word for tick; the seed is so named because it has markings and a bump at the end which resemble certain ticks. The common name "castor oil" likely comes from its use as a replacement for castoreum, a perfume base made from the dried perineal glands of the beaver (castor in Latin). It has another common name, Palm of Christ, or Palma Christi, that derives from castor oil's ability to heal wounds and cure ailments.
Habitat and growth
Although castor is indigenous to the southeastern Mediterranean region, Eastern Africa, and India, today it is widespread throughout tropical regions. [4] Castor establishes itself easily as an apparently "native" plant and can often be found on wasteland. It is widely grown as a crop in Ethiopia. It is also used extensively as a decorative plant in parks and other public areas, particularly as a "dot plant" in traditional bedding schemes. Of the red and white variety, the red is seen as an ornamental plant, the white is used medicinally.
Castor oil seed output in 2006

Although monotypic, the castor oil plant can vary greatly in its growth habit and appearance.

It is a fast-growing, suckering perennial shrub which can reach the size of a small tree (around 12 m), but it is not hardy. However it grows well outside, at least in Southern England, and the leaves do not appear to suffer frost damage in sheltered spots, where it remains evergreen. In areas prone to frost it is usually shorter and grown as if it were an annual.

Selections have been made by breeders for use as ornamental plants: 'Gibsonii' has red-tinged leaves with reddish veins and pinkish-green seed pods; 'Carmencita Pink' is similar, with pinkish-red stems; 'Carmencita Bright Red' has red stems, dark purplish leaves and red seed pods; all grow to around 1.5 m tall as annuals. [5] 'Impala' is compact (only 1.2 m tall) with reddish foliage and stems, brightest on the young shoots; 'Red Spire' is tall (2–3 m) with red stems and bronze foliage; 'Zanzibarensis' is also tall (2–3 m), with large, mid-green leaves (50 cm long) with white midribs. (Heights refer to plants grown as annuals.) [6]

Plant-animal interactions
Ricinus communis is the host plant of the Common Castor butterfly (Ariadne merione) and the Castor Semi-Looper moth (Achaea janata). It is also used as a food plant by the larvae of some other species of Lepidoptera, including Hypercompe hambletoni and the Nutmeg (Discestra trifolii).

Among birds, it is a favourite food of the Tambourine Dove (Turtur tympanistria).

Castor beans are very toxic.

Uses

Main article: Castor oil

Usage in ethnobotany The use of castor seed oil in India has been documented since 2000 BC for use in lamps and in local medicine as a laxative, purgative, and cathartic in Unani, Ayurvedic and other ethnomedical systems. Traditional Ayurvedic medicine considers castor oil the king of medicinals for curing arthritic diseases.

Castor seed and its oil have also been used in China for centuries, mainly prescribed in local medicine for internal use or use in dressings.

The oil has undecylenic acid, a powerful chemical for dermal fungus.

The oil is known to have been used as an instrument of coercion by the Fascist militia (Camicie Nere) under the regime of Italian dictator Benito Mussolini. Dissidents and regime opponents were forced to ingest the oil in large amounts, triggering severe diarrhoea and dehydration, which could ultimately cause death. This punishment method was originally thought of by Gabriele D'Annunzio, the Italian poet and Fascist supporter, during the First World War.

It was used in rituals of sacrifice to please the gods in early civilizations.

In Brazil, castor plants are abundant. The "fruits" are used by children as slingshot balls. Mamonas, as the fruits are called, serve perfectly as projectiles for slingshots since they have the right weight, size and hardness. Mamona oil is now being used to produce biodiesel in poor rural areas of the country.

Production
India is world leader in Castor Beans production followed by China and then Brazil.

From Wikipedia, the free encyclopedia
(Redirected from Ricinus communis)

KrShare

KrShare Launching 03 Nopember 2008 dengan menggunakan matrix 5 x 7.

Dengan modal Rp. 60.000,- untuk bergabung, anda akan menghasilkan Rp 1.003.960.000 setiap tahun hanya dengan mengajak 5 orang teman anda bergabung di krshare.com.

Keuntungan member krshare.com :

- Kami dan member lain membantu anda untuk menghasilkan di progam ini. Dijamin!
- Penghasilan Rp. 1.003.960.000 setiap tahun hanya dengan mengajak 5 bergabung!
- Tidak memerlukan promosi dan pengalaman internet.
- Mendapatkan Ebook cara suskes diKRshare.com.
- Akses ke produk digital bernilai Puluhan Juta Rupiah
- Instan Referral URL dan automatik.
- Semua keuntungan dibayar langsung ke rekening bank anda secara instan.
- Kami yang melakukan maintenance website untuk anda.
- Support terbaik 24/7.

Keanggotaan seumur hidup.
Untuk menjamin setiap member memiliki penghasilan yang sama, sistem kenaggotaan seumur hidup akan MENJAMIN member terakhir akan mendapatkan keuntungan yang sama dengan member terdahulu.

Guaranted Earnings
Setiap member akan menghasilkan
Rp 1.003.960.000 dengan mengisi forced matrixnya.

Site's Spillover
Pengunjung tanpa referral URL akan ditempatkan di bawah member aktif yang memiliki downline kurang dari 5.

Multiple Accounts
Semua member bisa membuat banyak akun menggunakan data yang sama.


Dan Rebut
SEMUA BONUS MEWAH DALAM 1 Tahun.... GARANSI !!!


Sebagai imbalannya anda merekrut anggota baru kami akan memberikan KOMISI berdasarkan LEVEL , Perhitungannnya sebagai berikut :


LEVEL 1 dan LEVEL 7 : Rp 12.000,-
LEVEL 2 dan LEVEL 6 : Rp 3.500,-
LEVEL 3 sampai LEVEL 5 : Rp 3.000,-

Tabel dibawah ini menjelaskan bagaimana penghasilan anda dihitung.

Level Komisi Downline Penghasilan
1 12.000 5 60.000
2 3.500 25 87.500
3 3.000 125 375.000
4 3.000 625 1.875.000
5 3.000 3125 9.375.000
6 3.500 15625 54.687.500
7 12.000 78125 937.500.000

Total Penghasilan Rp. 1.003.960.000 !!!

KrShare.com menggunakan matris 5 X 7, Jadi jika upline anda telah memiliki lebih 5 downline, anda akan mendapat donwline (spillover) dari upline anda.


Keunggulan Mendasar :
- Investasi Murah

Systim : [ Baik ]
- Link URL berjalan sesuai dengan Web Replika Sponsor.

Promosi : [ Ya ]
- Sering-sering melakukan promosi.


Informasi Program Klik Disini