Halo sobat Blogger semua, jangan bingung jika update-updateku kali ini berbau pulsa, pulsa dan pulsa terus. Kenapa? Tanyakan pada rumput yang bergoyang. He he he.
Oke, saya lanjutkan. Saya sedang cari agen-agen Pulsa Murah di HFT RELOAD di seluruh Indonesia. Bagi sobat yang sedang mencari atau pengen menjual pulsa dengan harga "bersaing bin murah" saya sarankan sobat untuk daftar menjadi agen saya do HFT RELOAD.
Gimana cara daftar menjadi agen HFT RELOAD di muktiplaza? Gampang kok.
1. Silahkan kirim sms ke 085651365539 dengan format sebagai berikut :
REGHFT.NO_HP.NAMA
2. Secepatnya hp sobat akan saya aktifkan menjadi member Pulsa Murah HFT RELOAD.
Untuk mengetahui kode transaksi, bank deposit dan lain - lain, langsung buka webnya DI SINI. KOntak saya di 085651365539 jika ada hal yang belum jelas.
Apa keuntungan menjadi agen Pulsa Murah HFT RELOAD?
Adapun Keuntungan bergabung atau menjadi Agen saya di HFT Reload :
1. Pulsa yakin bisa bersaing ( murah ) dari pada yang lain
2. Bisa isi ulang HP sendiri, keluarga, saudara, temen ( dijual dong )
3. Proses cepat transaksi yang cepat dan stabil
4. Gratis biaya reply untuk isi ulang pulsa
5. Pendaftaran gratis menjadi member HFT RELOAD
6. Deposit tak ada expired ( tak hangus )
Tunggu apalagi, alihkan belanja pulsa dan deposite pulsamu di HFT RELOAD. Dan jual dengan harga yang sangat bersaing.
Oke salam paling sukses dari saya
Kamis, 25 Desember 2008
Rabu, 24 Desember 2008
Wawancar Ekslusif Amir, Duta Axis

Yezzz, akhirnya aku bisa wawancara dengan Duta Axis, Baik ya, Siapa lagi kalo bukan Amir
Aduh sempet grogi juga ni, secara udah sering banget dia muncul di TV.
Dan Berita Garing kali ini dia akan mengungkapkan tips dan trik jadi Duta Axis, dicatat ya. Mumpung dia belum sadar bahwa duta eksis bentar lagi bergeser ke yang lain. Namanya juga anak-anak, P.O.L.O.S (BOLOT). Hahaha, (tertawa puas).
Baiklah, kita mulai ya…Berita Garing berikut ini :
Aku :’Halo Amir!’
Amir : ‘Halo mas Hijrah, dari Berita Garing ya?’
Aku : ‘Iya Amir, bisa cerita singkat ngga kenapa kamu bisa jadi Duta Axis, baik ya itu?’
Amir : ‘Ceritanya gini lho mas.’ (dengan medok Jawanya). Dari dulu aku sering maen layangan, Cuma, kalo maen-maen aja, ga seru, ga dapat duit gittchu, mulai saat itu aku mencari ide untuk usaha layangan, kalo ada layangan putus, kejer-kejer terus, mulai dari rumah tetangga, di atas pohon, tiang listrik sampe dapur Bik Ijah aku jabangi mas.’
Aku : ‘Wah, perjuanganmu keras sekali ya?’ (catat)
Amir : ‘Itchuu betcuul!’
Aku : ‘???’ (ini Amir apa Cinta Laura)
Amir : ‘Ya, mungkin karena usahaku yang giat mengejar layangan itulah membuat Axis tertarik sama aku. Kalo kata managernya itu usahaku positioning sebagai pengejar layangan yang membuat aku eksis jadi Amir si pengejar layangan. Padahal aku akhirnya jual lagi layangannya.’
Aku : (Duh, anak kecil aja, belagu banget sech!) ‘Oh gitu..trus apalagi?’
Amir : ‘Ya, terus aku nyari info disana sini, layangan yang aku kumpulin kumodifikasi lagi, kalo dalam bisnis itu sistem ATM, Amati, Tiru, Modifikasi mas.’
Aku : (Waduh, tambah belagu aja ni anak) ‘Terus apalagi?’
Amir : ‘Terus, aku juga jangan sampe kalah harga, aku survey ke lapangan dan saingan-saingan yang udah ada. Kumainin tu harganya, kalo istilahnya itu persaingan harga mas, kalo di provider perang tarif gitu mas.’
Aku : ‘Wah, busyed dach, anak kecil ini aja pinter bisnis,pantesan aja kriting,jangan2 banyak layangan nyangkut di dalam,tapi memang cocok dah jadi Duta Axis.Gery Saluuuut buat kamu, nich...tangkap!’
Amir : ‘Hup!terimakasih mas....Kaing..kaing...’
Aku : ‘Lho??’(ini Amir apa Heli guk..guk..guk?)
‘Yach, namanya juga anak-anak..’
Oke, sekian laporan berita Garing hari ini..Aku pulang dengan banyak catatan, dia belum tahu kalo sebentar lagi posisinya akan kegeser..Hahaha (tertawa kejam plus gerakkan mata ala tokoh antagonis di sinetron).
Notes : Semua berita ini hanya mimpi belaka, tapi isinya ada baiknya kok, mudah-mudahan bermanfaat ya sebagai orang yang mau jadi Duta Wisata ataupun pembisnis.
Buat Amir, mana mau lah aku wawancara kamu, kita kan saingan. Hahaha, ‘cause its fun!Kabur!!!’
Love, Bisnis and Eksis..
Selasa, 23 Desember 2008
Khasiat Si Pahit Brotowali
By Republika Newsroom
Senin, 13 Oktober 2008 pukul 10:52:00
JAKARTA-- Indonesia sangat kaya berbagai jenis tumbuhan, termasuk tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat. Pengobatan herbal pun tidak lagi didominasi negara timur. Semakin banyak bermunculan herbalis dari negara barat.
Salah satu tanaman yang dikenal sebagai obat adalah brotowali yang memiliki rasa pahit. Khasiat tanaman itu sudah lama dikenal masyarakat secara turun temurun.
Brotowali disebut Tinospora crispa (L.) Miers atau Tinospora rumphii atau Tinospora tuberculata termasuk ke dalam famili tumbuhan Menispermaceae. Tanaman itu juga dikenal dengan nama daerah Andawali, antawali, bratawali, putrawali atau daun gadel.
Tumbuhan tersebut kaya kandungan kimia, antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).
Brotowali bersifat analgetik yaitu penghilang rasa sakit, antipiretik yaitu penurun panas, melancarkan meridian/ aliran chi. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki sifat sejuk dengan rasa yang pahit.
Uji pra klinis Brotowali pada kultur sel HeLa (karsinoma serviks), menunjukkan efek sitotoksisitas dari ekstrak brotowali setara dengan efek dari doxorubicin. Diperkirakan tanaman itu mempunyai prospek yang baik sebagai antineoplastik.
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut :
Rematik. Satu jari batang brotowali dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air menjadi 1,5 gelas. Setelah dingin disaring, tambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 kali setengah gelas.
Demam kuning. Satu jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas air menjadi satu setengah gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 kali setengah gelas.
Demam. Dua jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi satu gelas. Setelah dingin diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 kali setengah gelas.
Kencing manis. Sepertiga genggam daun sambiloto, sepertiga genggam daun kumis kucing, 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 kali satu gelas.
Kudis. Sebanyak tiga jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari dua kali. Luka. Daun brotowali ditumbuk, Tempelkan, diganti 2 kali per hari. Cuci luka dengan air rebusan batang brotowali. Badan gatal-gatal. Mandi dengan air rebusan sejengkal batang brotowali. (cr1/ri)
Foto: Himayatul Husna
Sumber Republika Online (http://www.republika.co.id/berita/7289.html)
Senin, 13 Oktober 2008 pukul 10:52:00
JAKARTA-- Indonesia sangat kaya berbagai jenis tumbuhan, termasuk tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat. Pengobatan herbal pun tidak lagi didominasi negara timur. Semakin banyak bermunculan herbalis dari negara barat.
Salah satu tanaman yang dikenal sebagai obat adalah brotowali yang memiliki rasa pahit. Khasiat tanaman itu sudah lama dikenal masyarakat secara turun temurun.
Brotowali disebut Tinospora crispa (L.) Miers atau Tinospora rumphii atau Tinospora tuberculata termasuk ke dalam famili tumbuhan Menispermaceae. Tanaman itu juga dikenal dengan nama daerah Andawali, antawali, bratawali, putrawali atau daun gadel.
Tumbuhan tersebut kaya kandungan kimia, antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).
Brotowali bersifat analgetik yaitu penghilang rasa sakit, antipiretik yaitu penurun panas, melancarkan meridian/ aliran chi. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki sifat sejuk dengan rasa yang pahit.
Uji pra klinis Brotowali pada kultur sel HeLa (karsinoma serviks), menunjukkan efek sitotoksisitas dari ekstrak brotowali setara dengan efek dari doxorubicin. Diperkirakan tanaman itu mempunyai prospek yang baik sebagai antineoplastik.
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut :
Rematik. Satu jari batang brotowali dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air menjadi 1,5 gelas. Setelah dingin disaring, tambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 kali setengah gelas.
Demam kuning. Satu jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas air menjadi satu setengah gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 kali setengah gelas.
Demam. Dua jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi satu gelas. Setelah dingin diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 kali setengah gelas.
Kencing manis. Sepertiga genggam daun sambiloto, sepertiga genggam daun kumis kucing, 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 kali satu gelas.
Kudis. Sebanyak tiga jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari dua kali. Luka. Daun brotowali ditumbuk, Tempelkan, diganti 2 kali per hari. Cuci luka dengan air rebusan batang brotowali. Badan gatal-gatal. Mandi dengan air rebusan sejengkal batang brotowali. (cr1/ri)
Foto: Himayatul Husna
Sumber Republika Online (http://www.republika.co.id/berita/7289.html)
Tanaman Obat Brotowali
(Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.
Familia :
Menispermaceae
Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.
Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;
BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.
KEGUNAAN :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.
PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.
PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.
CARA PEMAKAIAN :
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x
1/2 gelas.
4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan,
sehari 2 X 1 gelas.
5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.
6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.
Familia :
Menispermaceae
Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.
Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;
BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.
KEGUNAAN :
1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.
PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.
PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.
CARA PEMAKAIAN :
1. Rheumatik :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.
2. Demam kuning (icteric) :
1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3
gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas.
3. Demam :
2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1
gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x
1/2 gelas.
4. Kencing manis :
1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4
jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan,
sehari 2 X 1 gelas.
5. Kudis (scabies) :
3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan
ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai
untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.
6. Luka :
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x
perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
Tinospora cordifolia
Synonyms: Guduchi , amrita (Sanskrit), giloe , gulancha (Bengali), giloya (Hindi), gado , galo (Gujarati), duyutige , teppatige (Telugu), heartleaf moonseed (English)
According to the 1911 British Pharmaceutical Codex, "Tinospora or Gulancha consists of the dried stem of Tinospora cordifolia, Miers (N.O. Menispermaceae), a climbing shrub indigenous to tropical India. The stems are collected in the hot season and dried. The drug occurs in straight or twisted cylindrical pieces and in slices, averaging about 2 centimetres in diameter, some pieces being much smaller. Externally, they are covered with a thin, papery, brown cork, bearing the raised scars of numerous lenticels. The cork readily exfoliates and discloses a greenish cortex longitudinally wrinkled and marked with lenticels. The fracture is fibrous and the transverse section exhibits a yellowish wood with radially arranged wedge-shaped wood bundles, containing large vessels, separated by narrower medullary rays. The odour is not characteristic, but the taste is bitter."[1]
Constituents
The active adaptogenic constituents are diterpene compounds including tinosporone, tinosporic acid, cordifolisides A to E, syringen, the yellow alkaloid, berberine, Giloin, crude Giloininand, a glucosidal bitter principle as well as polysaccharides, including arabinogalactan polysaccharide (TSP).
Ethnobotanical Uses
According to the 1918 United States Dispensatory edited by Joseph Remington, Horatio Wood et al.:
Tinospora. Br. Add. 1900.—"The dried stem of Tinospora cordifolia Miers (Fam. Menispermaceae), collected in the hot season." Br. Add., 1900. Tinospora has long been used in India as a medicine and in the preparation of a starch known as gilae-ka-sat or as palo. It is said to be a tonic, antiperiodic, and a diuretic. Flückiger obtained from it traces of an alkaloid and a bitter glucoside. The Br. Add., 1900, recognized an infusion (Infusum Tinosporae Br. Add., 1900, two ounces to the pint), dose one-half to one fluidounce (15-30 mils); a tincture (Tinctura Tinosporae Br. Add., 1900, four ounces to the pint), dose, one-half to one fluidrachm (1.8-3.75 mils); and a concentrated solution [Liquor Tinosporae Concentratus Br. Add., 1900), dose, one-half to one fluidrachm (1.8-3.75 mils). Tinospora crispa Miers (more), which is abundant in the Philippines, is used freely by the natives under the name of makabuhay (that is, "You may live"), as a panacea, especially valuable in general debility, in chronic rheumatism, and in malarial fevers. It may be prepared in the same way and given in the same doses as Tinospora cordifolia.[4]
Modern use in herbal medicine
Tinospora cordifolia is used in Ayurvedic herbal medicine as a hepatoprotectant, protecting the liver from damage that may occur following exposure to toxins. Recent research has demonstrated that a combination of T. cordifolia extract and turmeric extract is effective in preventing the hepatotoxicity which is otherwise produced as a side effect of conventional pharmaceutical treatments for tuberculosis using drugs such as isoniazid and rifampicin.[5]
References
^ Tinospora, I.C.A. Tinospora. Henriette's Herbal Homepage
^ Winston, David & Maimes, Steven. “Adaptogens: Herbs for Strength, Stamina, and Stress Relief,” Healing Arts Press, 2007.
^ [1]S.S. SINGH, S.C. PANDEY, S. SRIVASTAVA, V.S. GUPTA, B. PATRO, A.C. GHOSHCHEMISTRY AND MEDICINAL PROPERTIES OF TINOSPORA CORDIFOLIA (GUDUCHI)Indian Journal of Pharmacology 2003; 35: 83-91
^ Tinospora. Tinospora cordifolia. Henriette's Herbal Homepage
^ Adhvaryu MR, Reddy MN, Vakharia BC. Prevention of hepatotoxicity due to anti tuberculosis treatment: A novel integrative approach. World Journal of Gastroenterology 2008; 14(30): 4753-4762.
Retrieved from "http://en.wikipedia.org/wiki/Tinospora_cordifolia"